Jumat 26 Sep 2014 10:11 WIB

Sepeda Bambu yang Ramah Lingkungan

Rep: C72/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sepeda bambu.
Foto: theregister.co.uk
Sepeda bambu.

REPUBLIKA.CO.ID, GHANA — Bahan baku dalam pembuatan sepeda konvensional dinilai kurang ramah lingkungan. Dalam menjawab persoalan itu, bambu bisa menjadi salah satu solusinya.

“Sepeda bambu mulai mendapat banyak perhatian di kancah internasional, bahkan hal ini juga dibahas dalam Konferensi Perubahan Iklim,”  ucap Chief Executive Officer International Boomers Danso seperti yang dilansir dari BBC pada Jumat (26/9).

Aluminium, baja, titanium dan serat karbon merupakan beberapa bahan baku dalam pembuatan rangka sepeda konvensional. Bahan baku itu dinilai kurang ramah lingkungan karena proses produksinya menimbulkan polusi berupa karbon.

Selain tidak menimbulkan polusi dalam proses produksinya, bambu juga dinilai memiliki struktur yang cukup kuat dan ringan sehingga dapat digunakan sebagai rangka sepeda.

Bambu memiliki kekuatan sekitar 28.000 newton per square inch (psi), sedangkan baja hanya 23.000 newton psi. Sruktur serat dalam batang bambu juga dinilai dapat menyerap guncangan dan getaran dengan lebih baik dibanding dengan bahan konvensional.

Sepeda bambu sebenarnya pernah berkembang pada tahun 1894. Setelah sempat menghilang, kini ide ini mulai muncul kembali seiring dengan isu perubahan iklim dan kemiskinan di Gana.

Bambu juga menjamin ketersediaan bahan baku jangka panjang karena bambu dalah tanaman dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Beberapa jenis bambu tertentu dapat tumbuh sekitar 35 inch dalam 24 jam.

Selain itu bambu akan selalu tumbuh setelah batangnya dipotong. Hal ini menyebabkan setiap setelah panen bambu tidak perlu dilakukan penanaman kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement