REPUBLIKA.CO.ID, Saya kebetulan sudah merintis peternakan ayam bersama teman. Komposisi permodalannya 50:50, sudah jalan tahun ke-2. Teman saya memang tidak terlibat dalam operasional. Saat ini teman tersebut mau menarik modalnya, padahal kita masih dalam tahap merintis usaha.
Sebaiknya bagaimana, ya?
Ridwan (35 tahun)
Jawaban:
Salam wirausaha Pak Ridwan, menarik apa yang disampaikan. Kasus serupa pasti banyak terjadi secara aktual, namun yang perlu dibangun adalah komunikasi antar rekan bisnis.
Karena masalah umum yang dihadapi saat bisnis baru dimulai terkadang adalah rasa tidak sabar, terburu-buru, padahal hasil yang baik jelas membutuhkan proses dalam mencapainya bukan?.
Kongsi bisnis, dengan melakukan pembiayaan usaha bersama, sebenarnya merupakan alternatif bisnis dengan meminimalkan modal awal dan membagi risiko bersama. Pada tahap awal pembangunan hubungan bisnis harus dibicarakan berbagai hal terkait, termasuk besaran dana, penggunaan, estimasi usaha, termasuk lama kerjasama yang dibangun.
Hal ini diperlukan agar tidak terkendala pada fase pengembangan usaha di masa mendatang.
Bagi Pak Ridwan, apakah pernah membahas hal tersebut?
Katakanlah memang kondisi pesimistisnya, adalah tidak bisa dicegah keinginan mitra untuk berpisah, maka banyak langkah yang masih bisa ditempuh. Misalnya :
* Bila memang terdapat modalitas keuangan yang cukup, maka bagian modal mitra bisa digantikan setara dengan nilai yang ditanamkan, baik dengan skema sekaligus atau dilakukan pembayaran bertahap sesuai dengan kemampuan.
* Keluar bisnis dalam hal ini dapat dilakukan, bila mitra Anda dapat mencarikan mitra baru dengan menggantikan posisi dan proporsi bisnis yang dimiliki sang mitra dalam usaha ternak ayam ini, sehingga proses kesinambungan bisnis dapat berlangsung.
* Menjual seluruh bisnis dengan konsekuensi total, sehingga dikategorikan sebagai melikuidasi bisnis tersebut baik dengan cara menjual aspek bisnis beserta asetnya atau melakukan penjualan parsial bertahap sehingga semua bagian terkait bisnis bersama habis terjual.
* Jika memang bisnis tersebut memiliki nilai prospektif yang masih baik, maka bisa dilakukan pembiayaan dengan menggandeng lembaga keuangan baik perbankan maupun koperasi. Kalau begitu maka perlu dipikirkan aspek pembiayaan nantinya.
Keseluruhan kemungkinan tersebut dapat dilakukan, tetapi memang membutuhkan waktu. Sebaiknya perbaiki terlebih dahulu pola komunikasi dengan rekan bisnis Anda, agar dapat mencapai solusi bersama yang saling menguntungkan.
Oh ya, Pak Ridwan mungkin ada baiknya berkomunikasi dengan sesama peternak ayam lain yang bisa jadi tergabung dalam satu kelompok usaha ternak bersama. Itu bisa menjadi sebuah kemudahan bagi pelaku bisnis sejenis untuk mendapatkan pengetahuan baru, mulai dari bibit hingga penjualan.
Terakhir, nampaknya sekarang tengah dikembangkan kerjasama dengan produsen hasil olahan ternak ayam, yang bahkan memberikan pembiayaan bibit dan pakan dari tahap awal dengan membangun komitmen untuk menjual hasil panen ternak kepada produsen tersebut. Nanti ada nilai jasa ternak dan marjin jual yang diperoleh peternak, sekaligus mendapatkan penyuluhan dan teknik peternakan yang baik karena si produsen tersebut menyiapkan tenaga penyukuh. Coba telusuri secara online.
Demikian yang dapat saya sampaikan Pak Ridwan. Percayalah bahwa kesuksesan tidak datang bersama kemudahan, tetapi ujian mampu membuat kita naik kelas dan menggapai apa yang menjadi impian kita.
Salam semangat entrepreneur, Pak. Terima kasih.
Yudhi Hertanto
Marketing Strategic Specialist
Konsultan di Entrepreneur Institute
Rubrik konsultasi ini bekerja sama dengan Entrepreneur Institute.
www.entre-institute.com
Kirimkan pertanyaan ke: [email protected]