REPUBLIKA.CO.ID, Saya berjualan makanan, pagi nasi uduk, siang sampai malam jualan makanan seperti biasa. Sekarang semua harga bahan baku semakin lama bertambah naik, ada tips yang bisa dibagi?
Sari (35 tahun.)
Jawaban:
Tetap semangat untuk Ibu Sari, tentu apa yang dialami oleh ibu juga dirasakan oleh hampir semua yang bergerak di sektor usaha makanan. Harga bahan baku mulai dari beras dan bumbu terus naik disertai beberapa harga lain. Juga harga elpiji, minyak goreng, listrik dan sebagainya.
Tentu hal ini menjadi masalah, karena total keseluruhan harga bahan baku akan menggerus nilai keuntungan dari makanan. Sementara itu harga jual tidak bisa terus menerus dinaikkan. Padahal metode yang termudah dalam posisi harga bahan baku yang bertambah adalah melakukan penyesuaian harga, ya?.
Masih terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah tersebut, saya hendak bagi menjadi dua bagian. Diantaranya :
* Aspek Eksternal (berhubungan dengan pasokan)
Cari alternatif sumber pembelian bahan baku dari saluran yang lain dan lebih murah, terutama untuk beberapa bahan baku yang terbilang umum banyak di pasaran. Tentu dengan begitu akan membuat ongkos produksi lebih rendah.
Lakukan penggantian bahan baku sesuai dengan target harga jual yang sesuai, bila harga jual tidak bisa dinaikkan, maka efisiensi bahan baku harus menjadi sebuah keharusan. Kira-kira bisakah bahan baku dari bahan makanan itu diganti setaranya, misalnya beras Thailand jadi beras Cianjur? Untuk aspek ini perlu dipastikan tidak mengurangi kualitas rasa.
Ganti skema cash to carry menjadi pembayaran bahan baku dengan pola kredit, hal ini perlu dinegosiasikan dengan pemasok. Pembahasan negosiasi umumnya disesuaikan dengan jumlah pembelian dan lama pembayaran, dengan begitu terdapat waktu menyiasati cashflow.
* Aspek Internal (berhubungan dengan pelanggan)
Resize, hal ini berkait dengan skala ukuran yang perlu dikoreksi bila harga jual tidak dinaikkan. Mau tidak mau, penyesuaian dilakukan dalam bentuk volume makanan yang disajikan.
Ready to serve, maksudnya jika sebelumnya pola makan adalah self service di mana pembeli diberikan keleluasaan untuk mengambil makanan sendiri, sebaiknya beralih melakukan standardisasi jumlah porsi makan. Jadi ada satu pelayan yang akan mengambilkan kebutuhan pembeli, dengan begitu akan lebih terukur.
Inovasi, buat terobosan dengan menggunakan skema penjualan dengan sistem paket. Jadi makanan plus minuman dalam satu menu, dengan demikian, akan terjadi subsidi secara silang dan memudahkan pembeli. Atau buat dalam kemasan yang mudah dibawa, untuk memudahkan pelanggan yang mau membawa pulang, jangan lupa buatlah logo dan nomor telepon sebagai bagian dari promosi.
Langganan bulanan. Coba buat pola ini untuk pelanggan tetap. Estimasi pembelian bulanan akan lebih tercatat, pola pembayaran untuk langganan bila dimungkinkan dilakukan di awal. Atau bila kemudian dibayar pada akhir bulan maka harga satuan makanan bisa dinaikkan sedikit karena ada waktu tunggu arus kas masuk, tetapi pilih secara baik siapa saja yang dapat menjadi pelanggan Anda tipe ini.
Luaskan penjualan. Setelah semua upaya dilakukan, bila tidak ingin menaikkan harga maka yang bisa dilakukan adalah menaikkan volume penjualan. Coba perhatikan apa lokasi perlu dipindah? Buat daftar menu dan pasang spanduk yang jelas, sehingga menjadi penanda sekaligus pembeda dari yang lain.
Demikian yang bisa disarankan untuk dapat dicoba. Semua sangat bergantung dari kreativitas kita dalam membaca konsumen yang kita layani, dan untuk itu ibu tentu perlu memperhatikan siapa pelanggan dan bagaimana pola perilaku pelanggan ibu.
Kemudian dapat dikembangkan satu strategi baru yang bisa menjadi siasat mengatasi kendala kenaikan harga bahan baku.
Salam hangat, salam entrepreneur, tetap semangat.
Yudhi Hertanto
Marketing Strategic Specialist
Konsultan di Entrepreneur Institute
Rubrik konsultasi ini bekerja sama dengan Entrepreneur Institute.
www.entre-institute.com
Kirimkan pertanyaan ke: [email protected]