REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Tabula Rasa" adalah film yang pertama kali mengangkat kuliner khas di Indonesia, kata Sutradara Adrianto Dewo.
Adrianto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, mengatakan hingga saat ini belum ada film Indonesia yang mengangkat tentang kuliner.
"Kita bisa lihat di negara-negara maju, pasti ada satu film yang mengangkat kuliner khas mereka," katanya.
Bahkan, dia manambahkan, di negara-negara maju, film tentang kuliner bisa diangkat berkali-kali, contohnya Prancis dengan salah satu film terkenal "Ratatouille".
Dalam kesempatan sama, Produser Sheila Timothy menjelaskan dipilihnya tema kuliner karena dilatabelakangi pengalaman hidupnya yang mirip dengan cerita di film itu.
"Idenya 2010, ibu saya yang jago masak ketika bapak meninggal, ibu tetap bertahan dan bangkit dengan tetap memasak dan memberikan masakan itu ke sesama," katanya.
Dia menambahkan tujuan lainnya, yakni untuk memotret keberagaman Indonesia dari hal yang sederhana, yakni makanan.
Dalam film "Tabula Rasa", ada perpaduan antara Barat, yang diwakili Sumatera Barat dan Timur yang diwakili Papua.
"Sekarang ini masalah keberagaman makin banyak dipermasalahkan, saya enggak mau bicara secara berat dan ceramah. Saya ingin menampilkan 'point of view' (sudut pandang) yang berbeda, sesuatu yang polos yang 'innocent'," katanya.
Tabula Rasa merupakan film ketiga produksi LifeLike Pictires yang akan dirilis pada 25 September.
Film yang ditulis oleh Tumpal Tampubolon itu menghadirkan sebuah drama keluarga yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kekayaan kuliner Indonesia sebagai poros cerita.
Tabula Rasa dibintangi oleh Dewi Irawan, Yayu Unru, Ozzol Ramdan dan merupakan debut bagi Jimmy Kobogau untuk berperan sebagai pemeran utama.