REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sekitar 500 naskah kuno dari Indonesia dilaporkan berada di British Library, London, Inggris. Naskah-naskah itu masih perlu dikaji oleh para pakar dan pemerhati sejarah.
Kepala Seksi Asia Tenggara di British Library, Annabel Teh Gallop, menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam pelatihan naskah kuno kerja sama KKI Warsi dengan Jurnal Seloko yang berlangsung pada 15-16 September 2014. Pelatihan akan berkutat dan mengkaji piagam dan naskah-naskah kuno yang berhasil ditemukan dari beberapa daerah di Provinsi Jambi.
Annabel mengatakan, untuk bisa mengkaji naskah kuno itu setidaknya dibutuhkan tiga kemampuan dasar, yakni filologi untuk mengkaji isi naskah, kodikologi untuk mengakaji fisik naskah dan pengetahuan terhadap konteks sosio-budaya masyarakat pemilik naskah.
"Menurut saya ini adalah kesempatan emas. Karena peneliti akan menjadi perantara antara naskah itu dengan dunia luar," katanya.
Ia mengatakan, pengetahuan mengenai naskah masa lalu yang dimiliki Jambi sangat diperlukan untuk mengetahui kearifan lokal dan sosial budaya masyarakat setempat.
Selain itu, melalui kajian naskah juga terbuka peluang untuk mengetahui sejarah masa lalu yang barangkali luput dari pengamatan, sebab di dalam naskah juga bisa ditemukan kapan sebuah naskah dibuat dan siapa pembuat naskah tersebut, terutama untuk naskah piagam yang banyak ditemukan di Jambi.
"Naskah piagam sangat penting sebagai kajian sejarah karena biasanya ada judul dan tanggal penulisannya," kata Annabel.