REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Sejak dulu, pakaian pria memiliki tren dan gaya yang kalah
jauh dari tren fashion wanita. Kini, New York Fashion Week membuktikan
bahwa potensi fashion pria ibarat raksasa yang tengah tertidur, yang
jika dibangunkan, bisa berakibat besar.
New York Fashion Week 2014 hanya menampilkan sebagian kecil dari tren
pakaian pria. Namun menurut para ahli, pertumbuhan pasar fashion pria
dan selera konsumen sudah lebih berani. Fakta ini menjadikan tren
busana pria semakin diperhitungkan.
Menurut Matt Feniger, Editor Busana Pria WSGN, pasar busana pria terus
berkembang, dan banyak pengusaha yang mulai masuk ke industri busana
pria.
Di Amerika Serikat, penjualan busana pria mengungguli penjualan busana
wanita pada 2013. Tahun tersebut menandai pertumbuhan sebesar 5 persen pada
pakaian pria. Sementara untuk penjualan busana wanita, hanya tumbuh
sebesar 4 persen dengan angka 116 miliar dolar AS.
Hal penting yang menjadi rujukan para pria dalam memilih busana adalah
warna, gaya yang kasual, serta unik yang dipadukan nuansa klasik. New
York Fashion Week yang digelar sampai Kamis, menyajikan busana pria
oleh merek ternama, seperti Calvin Klein, Ralph Lauren, dan Marc
Jacobs.
“Jika bercermin dari hasil penjualan, para pria saat ini umumnya
senang bereksperimen dengan mode, dan mau mencoba hal baru,” kata
Feniger, dilansir Reuters, Selasa (9/9).
Sepakat dengan pernyataan tersebut, Michael Maccari, Direktur Perry
Ellis, menyatakan para pria selalu berani menampilkan penampilan baru.
Dan meskipun sebagian dari pria tidak cukup berani, busana pria yang
dicari adalah busana dengan detail, kualitas, dan fabrikasi yang baik.
Di New York Fashion Week, desainer Timo Weiland menyajikan celana
linen bergaya klasik dengan kancing bawah, yang dapat dipadukan dengan
blazer.
Sementara itu, Duckie Brown bereksperimen dengan kemeja kotak-kotak
yang dikombinasikan dengan celana lebar dengan ikat pinggang.