REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) mengajak insan perfilman di Indonesia untuk mengembangkan sektor pariwisata melalui optimalisasi penggunaan destinasi sebagai latar belakang pengambilan gambar.
"BPPI sangat membuka diri untuk kerja sama dengan insan perfilman demi meningkatnya sektor pariwisata Indonesia yang berdaya saing," kata Ketua BPPI Yanti Sukamdani di Jakarta, Sabtu (30/8), dalam acara Talkshow Forwarparekraf- BPPI bertema "Film Sebagai Sarana Promosi Efektif".
Pihaknya mendorong sekaligus mengapresiasi pelaku insan perfilman nasional dan internasional yang sudah menggunakan destinasi wisata Indonesia sebagai latar belakang cerita atau bagian dari alur cerita film mereka.
Menurut dia film bisa menjadi salah satu cara promosi yang efektif dalam meningkatkan citra positif pariwisata dan mampu menarik minat jumlah wisatawan ke suatu destinasi.
"BPPI sendiri mendorong industri untuk mengembangkan model trip berwisata berdasarkan pada film yang disuguhkan di mana lokasi film dijadikan sebagai obyek wisata, seperti di Ubud Bali untuk napak tilas Film Eat Pray Love dan di Belitung untuk Film Laskar Pelangi. Ini merupakan bentuk creative tourism," katanya.
Pihaknya mencatat kreativitas dan produktivitas insan film Indonesia terus mengalami kemajuan di mana pada 2013 produksi layar lebar Indonesia mencapai 106 judul film dan merupakan jumlah yang tertinggi selama ini.
Kontribusi industri film bersama video dan fotografi terhadap PDB ikut tumbuh signifikan di mana pada 2013 kontribusi bidang usaha industri film, video, dan fotografi terhadap PDB tercatat Rp8,4 triliun atau naik 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya sekitar Rp7,4 triliun.
"Film juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi, pengenalan budaya, dan tradisi yang boleh jadi banyak orang baru mengetahuinya melalui film yang ditontonnya," katanya.
Oleh karena itu ia mengajak seluruh pihak untuk sekaligus mendukung sineas Indonesia untuk lebih kreatif membuat film-film berkualitas yang menonjolkan budaya dan keindahan Indonesia.
"Kita berharap pemerintah mendatang memberikan perhatian serius terhadap film mengingat perannya yang besar di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang bisa menyejahterakan masyarakat luas," katanya.