Rabu 20 Aug 2014 07:22 WIB

Biasakan Menulis, Wamenag Hanya Tidur Tiga Jam

Rep: c57/ Red: Agung Sasongko
Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar, mengaku hanya tidur dua hingga tiga jam setiap harinya karena membiasakan diri menulis setiap hari sejak dini hari hingga menjelang shubuh.

"Menulis adalah bagian dari wirid saya kepada Allah SWT. Saya bangun setiap hari jam setengah tiga pagi. Setelah itu duduk di depan komputer dan mulai menulis hingga menjelang shubuh," tutur Nasaruddin pada Selasa (19/8) malam.

Lalu, Wamenag mengaku pergi ke masjid di dekat rumahnya untuk sholat shubuh dan mengisi pengajian shubuh secara rutin, setiap hari, di masjid itu.  Nasaruddin menjelaskan hal itu karena banyak orang bertanya kapan waktunya untuk menulis kelima buku. Setiap hari, rata-rata 10 halaman dapat ditulis oleh Nasaruddin.

Sedangkan pada Sabtu dan Minggu, Wamenag menggunakan kesempatan itu untuk membaca buku dan literatur. Karena kalau hanya menulis dan tidak membaca, dari mana literatur penulisan diperoleh.  Nasaruddin pun mengakui buku "Tasawuf Modern" diterbitkan karena desakan kuat para pembaca koran Republika dalam segmen "Dialog Jum'at", khususnya di rubrik Tasawuf.

Pasalnya, artikel-artikel Nasaruddin di rubrik Tasawuf, koran Republika, selalu diblok dengan warna. Jadi, ketika difotokopi, nggak bisa terbaca. Beberapa institusi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Kehakiman, papar Nasaruddin, pernah meminta izin untuk mengetik ulang artikel-artikelnya di Koran Republika agar dapat dipakai di kalangan sendiri.

"Akhirnya, diterbitkanlah buku Tasawuf Modern oleh PT Republika Penerbit. Literatur dalam buku "Tasawuf Modern" juga tidak tertulis dalam bentuk 'foot note', tetapi masuk dalam batang tubuh artikel itu sendiri," jelas Nasaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement