REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kembali akan menjadi tuan rumah Festival Film Indonesia (FFI). Sumsel ditetapkan sebagai tuan rumah FFI 2014, setelah sebelumnya daerah ini pernah menjadi tuan rumah FFI 35 tahun lalu pada 1979.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan Ahmad Najib mengatakan, “Direktur Jendral Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya (EKSB) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI sudah menunjuk Sumatera Selatan menjadi tuan rumah FFI 2014.”
“Selain Sumatera Selatan ada juga Provinsi Banten sebagai kandidat tuan rumah FFI 2014 namun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akhirnya menunjuk Sumatera Selatan yang menjadi tuan rumah tahun ini,” kata Ahmad Najib, Kamis (31/7).
Menurut Ahmad Najib yang juga menjabat Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, pemerintah provinsi telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Pada FFI kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebatas kompetisi film Indonesia sebagai karya kreatif tetapi akan dilakuka juga bakti sosial dan pawai artis serta hiburan yang akan melibatkan aktor dan artis Indonesia,” ujarnya.
“Pada acara puncak akan diserahkan penganugerahan Piala Citra pada beberapa kategori yang akan diberikan kepada insan perfilman Indonesia yang menang pada FFI 2014,” kata Ahmad Najib.
Sementara itu bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) keterlibatan dalam FFI dilakukan dengan mengikutsertakan film yang diproduksi pada FFI 2011 dan FFI 2013.
Pemprov Sumsel pada masa kepemimpinan Gubernur Alex Noerdin, telah memproduksi dua judul film layar lebar dan film tersebut juga meraih prestasi pada FFI yang lalu. Pada 2011 Pemprov Sumsel memproduksi film berjudul Pengejar Angin, kemudian pada 2012 memproduksi film berjudul Gending Sriwijaya.
Kedua film tersebut sempat ikut Festival Film Indonesia (FFI) 2011 dan 2013 serta di Festival Film Bandung (FFB). Film Pengejar Angin pada FFI 2011 berhasil meraih meraih piala Citra untuk pemeran pendukung pria terbaik yang diraih aktor Mathias Muchus.
Kemudian pada FFB ke 25 tahun 2012 film Pengejar Angin juga berhasil meraih dua penghargaan untuk pemeran utama pria terpuji yang diraih Qausar HY (pemeran tokoh Dapunta) dan meraih penghargaan penulis skenario terpuji atas Ben Sihombing.
Pada 2013, film Gending Sriwijaya yang ikut pada FFI di Semarang, Jawa Tengah, gagal meraih piala dan hanya masuk sebagai nominasi penata efek visual terbaik atas nama Cyndi Suryadi.
Menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumsel Irene Camelyn, dengan ditunjuknya Sumatera Selatan menjadi tuan rumah FFI 2014 maka ini untuk kedua kalinya Sumsel menjadi tempat pelaksanaan FFI.
“Terakhir Sumsel menjadi tuan rumah FFI 35 tahun lalu, yaitu pada 1979 yang waktu itu merupakan FFI ke-VII. Waktu itu puncak acaranya diselenggarakan di stadion Bumi Sriwijaya,” katanya.
Pada FFI 1979 terpilih film terbaik November 1828, pemeran utama pria terbaik aktor Soekarno M. Noor dalam film Kemelut Hidup dan pemeran utama wanita terbaik diraih artis Christine Hakim dalam film Pengemis dan Tukang Beca. Serta sutradara terbaik Teguh Karya dalam film November 1828.