REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan Indonesia Bayu Setya, MSc terpilih sebagai penerima "International Award Chartage", karena kontribusinya yang luar biasa menyelamatkan lingkungan dari pencemaran minyak tumpah di Indonesia maupun di negara lain.
Penghargaan International Award Carthage merupakan penghargaan yang diberikan oleh Accademia Premio Internazionale alla Cultura Cartagine di Italia yang dimulai sejak tahun 2001.
Pada edisi ke-13 tahun ini terasa sangat istimewa karena salah satu penerima penghargaan tersebut adalah orang Indonesia bernama Bayu Setya, BSc.
Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Roma, Nindarsari Utomo menyebutkan Bayu Setya, MSc merupakan orang Indonesia pertama menerima penghargaan International Award Carthage edisi ke-13 pada Kamis (10/7), bertempat di Campidoglio, Roma, Italia.
Penghargaan bergengsi tersebut diberikan hanya kepada orang-orang terpilih yang telah memberikan kontribusi kepada masyarakat di lingkungannya serta kepada masyarakat internasional.
Beberapa tokoh lain yang pernah menerima penghargaan tersebut yakni Dr. Kofi Annan mantan Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Republik Italia Giorgio Napolitano. Sementara Bayu Setya adalah seorang Direktur pada Oil Spill Response Centre Indonesia (OSCTI).
Sesuai dengan Keputusan Presiden No.109, 2006 OSCTI memiliki tugas untuk melindungi lingkungan Indonesia dengan cara menangani polusi minyak tumpah secara cepat dan efektif.
Bayu Setya dinilai telah berhasil dalam menyelamatkan lingkungan dari pencemaran minyak tumpah (oil spill) yang terjadi di darat maupun di laut, baik itu yang terjadi di Indonesia maupun di berbagai negara lainnya.
Ilmu pengetahuan mengenai penanggulangan minyak tumpah tersebut baru berkembang sejak tahun 1960-an dan Bayu Setya merupakan pioner utama Indonesia yang memiliki keahlian tersebut.
Keahliannya sudah diakui secara internasional. Berkat keahliannya tersebut ia diundang untuk ikut serta dalam menanggulangi permasalahan minyak tumpah yang terjadi di Denmark, Inggris, Jepang, Amerika Serikat dan Thailand.
Selain itu, ia juga pernah terpilih sebagai satu dari tiga pembicara dari seluruh dunia pada International Symposium yang membahas mengenai penanggulangan minyak tumpah di Tokyo, Jepang pada tahun 2007.