REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Hunian bernuansa terbuka dan batas yang kabur antara ruang dalam dan luar adalah gaya desain yang telah merubah cara hidup di Australia. Ide-ide tersebut, yang dulunya dikategorikan sebagai konsep radikal, berasal dari desain-desain awal arsitek Australia, Haryy Seidler dan Robin Boyd.
Sementara hampir tiap hunian di Australia, kini, dibangun atau direnovasi dengan gaya ‘terbuka’, konsep ini tergolong baru di negeri Kangguru hingga pertengahan abad ke-20. Gaya desain ini pertama kali dikenal publik saat rumah keluarga Robin Boyd di Melbourne pada 1958 dan rumah ibu Harry Seidler di Sydney dibangun dengan sentuhan baru untuk ukuran orang Australia.
Menurut arsitek Shelley Penn dan James Staughton, karena daya tahan yang dimilikinya, kedua rumah tersebut merubah dan melahirkan budaya baru.
Shelley, yang mantan Presiden Institut Arsitek Australia (AIA), mengatakan, meski sebuah bangunan menjadi tren pada masanya. Dalam bidang teknologi dan ekspresi misalkan, ia akan bertahan lama ketika mampu melampaui gaya apapun yang muncul pada waktu tertentu dan dikerjakan dengan kualitas yang baik, di samping perubahan nilai yang melekat selama 25 tahun atau lebih. “Semua elemen itu menjadi kualitas dari sebuah bangunan. Ini tak hanya berarti bahwa ia selesai dibangun dan berdiri kokoh, tapi juga cantik, berkarakter, membuat orang senang berada di dalamnya serta tanggap terhadap lingkungan sekitarnya,” ujar Shelley, belum lama ini.
Baru-baru ini James Staughton menjadi juri Penghargaan AIA Wilayah Victoria 2014, yang meliputi Penghargaan Arsitektur Berdaya Tahan Lama. “Ketika debu pada sebuah bangunan telah menempel selama 25 tahun atau lebih, dan melihat kembali mode-mode yang telah berlalu, akan menjadi lebih jelas bangunan mana saja yang memiliki kontribusi,” ucapnya.
Para mantan pemenang penghargaan tersebut meliputi rumah ibu Harry Seidler dan rumah Robin Boyd, kemudian ada pula rumah rancangan Glenn Murcutt di pantai selatan New South Wales, rumah rancangan McGlashan Everist di Melbourne, rumah buatan Peter McIntyre di Melbourne, dan hunian hasil buatan Eddie Oribin di Cairns.
James menjelaskan bangunan-bangunan tersebut sebagai ‘karakter pada aspek budaya’ yang ‘telah menjadi pelopor gaya hidup baru dan mewakili karakter dan keinginan pemilik rumah’.
Baik James dan Shelley setuju pada kualitas daya tahan dari rumah keluarga Robin Boyd di Melbourne, yang juga dikenal sebagai Rumah Boyd II. Bangunan tersebut dirancang pada tahun 1958 dan dihuni setahun kemudian.
“Rumah keluarga Robin sangat responsif terhadap lingkungan sekitar. Ada batas yang kabur antara ruang dalam rumah dan kontur lahan. Mereka melebur menjadi satu dalam rancangan bernuansa urban,” urai Shelley.
Tren hunian tahun ‘50an yang bergaya terbuka dan memiliki batas kabur antara ruang dalam dan luar, merefleksikan apa yang terjadi di banyak tempat, khususnya di negara bagian California, Amerika Serikat.
James Staughton mengungkapkan, “Bangunan rancangan McGlashan Everist, yang didesain sebagai rumah dan galeri, adalah contoh yang bagus dari sebuah bangunan yang menggunakan kontur lahan sebagai elemen utama, dan meliputi kaca besar di antara dua fungsi bangunan.”
Ia menambahkan, “Kontur lahannya benar-benar dibiarkan apa adanya sehingga menimbulkan pengalaman tersendiri saat berada di dalam rumah, sungguh cerdas dan indah. Rumah ini memiliki tradisi budaya dan arsitektur.”
Shelley menggambarkan rumah rancangan Eddie Oribin di Cairns, yang juga pernah menjadi pemenang penghargaan AIA, sebagai sebuah bangunan yang ‘datang dari warisan arksitektur organik’.
“Anda bisa menghubungkan karya arsitek Amerika Frank Lloyd Wright dengan bangunan yang didominasi material kayu dan beratap unik. Namun ini benar-benar soal ekspresi dan bentuk atap sangatlah penting. Sangat menarik untuk dilihat karena sangat inovatif,” jelasnya.