Senin 05 May 2014 05:29 WIB

Orang Amerika Jauh dari Agama Gara-Gara Internet

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Chairul Akhmad
Internet turunkan kesadaran beragama.
Foto: Themuslimtimes.org
Internet turunkan kesadaran beragama.

REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS -- Sebuah survei terbaru menunjukkan internet sebagai salah satu faktor kunci yang membuat orang Amerika jauh dari agama. Faktor lain adalah pendidikan perguruan tinggi.

"Kita tidak bisa tahu pasti penggunaan internet bisa menyebabkan mereka jauh dari agama. Kemungkinan disafiliasi agama disebabkan penggunaan internet atau ada faktor ketiga yang menyebabkan keduanya," ujar Allen Downey dari Massachusetts Olin College of Engineering kepada Huffington Post, Sabtu (4/5).

Penelitian berjudul "Religious Affiliation, Education and Internet Use" itu menemukan korelasi antara tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi dan rendahnya kesadaran beragama.

Dirilis April lalu, studi ini menemukan dalam dua dekade terakhir proporsi orang Amerika yang mengatakan mereka atheis meningkat dari delapan persen pada 1990 menjadi 18 persen pada 2010. Penelitian juga menemukan persentase pengguna internet naik dari nol sampai 80 persen pada periode yang sama.

Terdapat kaitan antara agama dengan pertumbuhan tren sosial baru. Downey menemukan orang yang menggunakan internet beberapa jam sepekan memiliki afiliasi keagamaan kurang dari dua persen dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya.

Pada pengguna Internet berat efeknya mencapai tiga persen. Menurut penelitian, jumlah mahasiswa baru yang mengatakan mereka tidak memiliki agama naik tiga kali lipat dari delapan persen pada 1985 menjadi 25 persen pada 2013.

Di beberapa negara bagian, seperti Carolina Selatan, jumlah ateis naik lebih dari tiga kali lipat. Studi lain baru-baru ini oleh Trinity College di Connecticut juga mengungkapkan ateisme tumbuh di Amerika Serikat.

Beberapa kalangan percaya organisasi atheis telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dipicu kemarahan atas kebijakan agama pemerintahan George W Bush. Lainnya merujuk pada fenomena buku antiagama yang membanjiri pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement