Ahad 27 Apr 2014 17:06 WIB

Insya Allah, Pekan Depan Abah Iwan akan Nyanyi di Puncak Gunung Everest

Iwan Abdul Rachman
Foto: Republika/Edi Yusuf
Iwan Abdul Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah menjadi dambaan setiap pendaki bisa berdiri di puncak Gunung Everest, perbatasan Tibet dan Nepal. Tak terkecuali bagi seniman gaek sekaligus aktivis lingkungan asal Bandung, Iwan Abdul Rachman atau lebih dikenal dengan sebutan Abah Iwan.

Jika tak ada aral melintang,  dia akan mendaki gunung tertinggi (8.850 meter dpl) di dunia itu pada Ahad (4/5) mendatang. Abah tak sendiri, dalam perjalanannya nanti, dia ditemani salah satu putranya, Purwasunu Adriansyah. Tahap kedua pendakian akan dilakukan pada Oktober mendatang.

Kalangan muda boleh iri, meski sudah berusia 67 tahun, namun semangat Abah untuk mendaki masih menggelora. Lantas ketika ditanya apa alasannya mendaki gunung tersebut? Abah pun menjawab seperti halnya para pendaki gunung dunia dengan ucapan, " Because is there," ujarnya sambil mengacungkan jarinya ke atas tanda gunung tersebut berada cukup tinggi.

"Kalau gunungnya ada di sini saja kan saya tidak ke mana-mana, karena itu gunungnya ada di sana," ucap Abah saat mentas di rumah pribadi Menperin, MS Hidayat, Jumat (25/4).

Pertemuan di rumah MS Hidayat akhir pekan lalu seolah menjadi sebuah reuni para aktivis muda asal Bandung dan Jakarta. Hadir di antaranya Ery Riana Hardjapamekas, Aburizal Bakri, Marzuki Darusman, Sarwono Kusumaatmaja, Teti Kadi, serta undangan lainnya. Di penghujung acara, hadir Menkopolhukam Joko Suyanto beserta isteri.

Sambil bernyanyi Abah menceritakan pengalaman dirinya selama menjadi pandu, lalu masuk sebagai anggota Wanadri di tahun 1964. Cukup banyak gunung yang didaki baik di dalam maupun luar negeri. Tak sedikit pula lagu-lagu bernuansa alam berhasil diciptakan Abah. Salah satunya adalah  Melati dari Jayagiri yang diciptakannya pada Maret 1967 silam saat dirinya berada di atas lereng Gunung Tangkuban Parahu. Lagu tersebut bercerita tentang pentinya hutan untuk kehidupan.

Menyoal rencananya mendaki Everest, diakuinya tak cuma semangat. Namun modal penting mendaki gunung yang sulit didaki itu membutuhkan biaya yang tak sedikit. "Untungnya saya cukup banyak teman, seperti Pak Hi (MS Hidayat) dan Bang Ical. Bang Ical malah suruh saya ngamen di sana (Everest). Tapi saya bilang ini ngamennya mahal," ucapnya disambut gelak tawa hadirin.

Ical memang benar. Karena setiap mendaki, Abah Iwan selalu menenteng gitar. " Memang di sana (Everest-red) saya mau nyanyi," janjinya.

Iwan pun mengisahkan saat dirinya menyanyikan lagu di puncak tertinggi gunung di Afrika yakni Kilimanjaro (5.895 meter). " Orang-orang di Afrika heran, karena saya hafal lagu mereka," ujarnya bangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement