REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menciptakan konten baru untuk pasar Hallyu di Tiongkok tentunya tidak akan semudah membuat konten untuk pasar Jepang.
Salah satu profesional industri hiburan mengatakan, pasar Tiongkok sangat berbeda dengan Jepang. Tiongkok memiliki batasan-batasan budaya yang super ketat dan tidak ada yang boleh bertentangan dengan ide-ide lokal.
"Tiongkok dan Jepang pada dasarnya memiliki sistem sosialis. Itulah sebabnya budaya luar yang masuk harus melalui pemeriksaan ketat oleh pihak berwenang. Jika Korea masuk dengan membabi buta maka Anda sebaliknya akan dipermainkan di sana," ujar seorang budayawan, Park Sung Hyun, dilansir dari Kpopstarz, Rabu (9/4).
Ada juga beberapa kesulitan antara Korea dan Tiongkok, termasuk hambatan budaya dan komunikasi lokal. Sejarah Tiongkok bisa menjadi pusat dari kesulitan ini.
Jika Korea mengambil pendekatan bias dengan hanya berorientasi kepentingan komersial, mala gelombang Hallyu bisa menghilang dalam sekejap di Tiongkok.
Park mengatakan, orang-orang Tiongkok dengan bangganya mengklaim bahwa budaya mereka adalah yang terbaik dibandingkan budaya lain. Meskipun budaya Korea saat ini menjadi sorotan di dunia, namun Tiongkok dan Jepang memiliki loyalitas lokal yang sangat kuat.
Artinya, industri Korea akan sama sulitnya memasuki pasar Tiongkok sesulit mereka sebelumnya memasuki pasar Jepang. Kuncinya adalah mengembangkan konten yang kuat dan mengatasi tembok tinggi persetujuan dan izin pemerintah dengan sistem peraturan yang super ketat.
ROLers, bagaimana menurut Anda?