REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik media belakangan disebut memiliki pengaruh terhadap arah pemberitaan. Terlebih, saat ini banyak pemilik media yang ikut terjun ke dalam pertarungan politik.
Ishadi SK mencoba menjawab hal itu dengan meluncurkan buku berjudul "Media & Kekuasaan: Televisi di Hari-Hari Terakhir Presiden Soeharto". Buku itu menggambarkan bagaimana dinamika dan pergolakan yang terjadi di newsroom stasiun televisi milik "Keluarga Cendana" dalam memberitakan aksi-aksi mahasiswa yang sudah berlangsung selama tiga bulan.
"Momentumnya tepat, sekarang muncul wacana yang mengatakan media tidak bebas lagi karena ada unsur-unsur yang mengatur secara langsung atau tidak, baik dari institusi atau dalam media sendiri," kata Ishadi dalam peluncuran bukunya itu akhir pekan kemarin.
Ishadi menjelaskan, kala itu jajaran redaksi tiga televisi swasta, Indosiar, RCTI dan SCTV yang awalnya masih mencoba membela Soeharto lewat kebijakan pemberitaanya, akhirnya memberontak. Wakil pemilik tidak mampu lagi mengendalikan isi pemberitaan.
"Buku ini text book untuk mahasiswa, bagus juga untuk jurnalis agar memberi pemahaman tentang media, khususnya TV," ujar Ishadi.
Buku ini disusun berdasar disertasi doktor Ishadi pada bidang komunikasi pada program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Selain buku tersebut, ia juga meluncurkan buku lainnya yang merupakan kumpulan puisi berjudul "Puisi Untuk Meis: Puisi-puisi Cinta dan Sebayanya".