REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua dewan Pembina Partai Gerindra yang juga calon presiden dari partai itu, mengaku tidak berani meminta dukungan pada Muhammadiyah atas pencalonannya sebagai capres.
''Saya tidak meminta Muhammdiyah, Tapi kalau Muhammadiyah mendukung silakan,'' kata Prabowo dalam acara Silaturahim Nasional BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Senin (24/2).
Pernyataan tersebut, disampaikan Prabowo karena khawatir dalam acara itu ada pengawas pemilu yang ikut hadir dalam acara itu.
Di tengah ceramahnya, dia menegaskan apa yang disampaikan dalam forum tersebut bukan kampanye. ''Ada yang merekam nggak? Ada panwaslu?'' tanya Prabowo pada hadirin.
Menanggapi pertanyaan itu, beberapa mahasiswa menyatakan,''Ada!'' Karena itu, kemudian Prabowo menegaskan acara tersebut adalah forum ilmiah.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, hadir dalam acara itu bersama Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin. Acara itu juga dihadiri para pimpinan UMP, berikut Rektor UMP Dr Syamsuhadi Irsyad.
Meski demikian, seusai acara berlangsung, kepada wartawan Prabowo mengaku mengharapkan dukungan Muhammadiyah dalam pencalonannya sebagai presiden. ''Mudah-mudahan. Saya berharap Muhammadiyah bisa menerima pandangan-pandangan saya,'' katanya.
Ditanya wartawan soal kemungkinan dia meminang Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai calon wakilnya, dia mengatakan hal itu tidak menutup kemungkinan akan dilakukan. ''Beliau kan tokoh bangsa dan saya kira pasti semua kalangan akan mempertimbangkan beliau,'' jelasnya.
Untuk itu, dia telah menegaskan pada kader partainya, Gerindra bukan partai milik dia. Tapi milik semua masyarakat Indonesia. ''Sebagai ketua dewan pembina, tentunya kita akan menghitung dengan segala pertimbangan yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara,'' katanya.
Meski demikian, Prabowo menegaskaan masalah calon wakil presiden baru akan dipikirkan setelah pelaksanaan Pemilu Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang digelar pada tanggal 9 April 2014.
Setelah diketahui seberapa besar dukungan yang diberikan masyarakat terhadap partainya. ''Jadi masih jauhlah soal wapres itu. Kita legislatif dulu,'' katanya.