REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesenian, baik yang tradisional maupun kontemporer merupakan bagian dari ragam budaya yang dimiliki Indonesia. Keragaman ini menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki Indonesia. Selain itu, kesenian juga merupakan basis untuk industri kreatif yang berpotensi besar.
Namun untuk mengembangkan kesenian, diperlukan strategi khusus yang melibatkan tidak hanya pemerintah, tapi juga swasta dan masyarakat secara lebih luas.
"Sudah waktunya kita punya strategi untuk mendukung perkembangan kesenian Indonesia," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, dalam Diskusi Panel mengenai Ekonomi Kreatif dengan Tema 'The Arts of Giving', Rabu (12/2) malam.
Strategi tersebut menjadi sangat penting, karena budaya dan kesenian membentuk identitas, menyatukan bangsa dan mencerminkan kebesaran suatu bangsa. Kesenian juga memiliki 'soft power' untuk mengangkat satu bangsa.
Lebih lanjut Mari Elka mengatakan, kesenian yang dimaksud bukan sekadar karya seni pada tingkat akhir. Artinya, dukungan tidak hanya diberikan pada saat satu karya seni dipamerkan, tapi harus dilakukan menyeluruh mulai dari konsep kreatif sampai ke pertunjukkan.
"Harus diingat bahwa karya seni itu melalui proses yang panjang. Karena itu diperlukan visi dan misi seni secara berkelanjutan," papar Mari.
Mari mengatakan, dukungan diharapkan tidak saja dalam bentuk finansial tetapi banyak cara lain untuk memberikan dukungan yang diperlukan.
Saat ini perkiraan nilai industri kreatif terkait seni rupa adalah Rp 2 triliun dan seni pertunjukan Rp 2,6 triliun. Angka ini memang belum terlalu besar, tetapi pertumbuhan masing-masing 4 persen dan 6,9 persen di tahun 2013.
Maka dari itu, diskusi ini diharapkan dapat mencapai kesamaan persepsi dan strategi untuk mengembangkan kesenian Indonesia.