Sabtu 01 Feb 2014 19:11 WIB

Makin Cinta Indonesia karena Pencak Silat

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Maman Sudiaman
Silat (ilustrasi)
Foto: voa
Silat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Hafil dari Jeddah, Arab Saudi

Dua orang remaja bertarung dan saling menyerang. Keduanya me - meragakan gerakan indah jurus- jurus pencak silat. Pukulan, tendangan, sikutan, dan guntingan dilayangkan untuk melumpuhkan lawan. Sedangkan yang di - serang selalu mengelak dan menangkis setiap jurus yang dikerahkan oleh lawan tandingnya itu.Salah satu dari dua remaja yang men- dapat serangan bertubi-tubi itu akhirnya takluk dan kalah. Kemudian, ia dibantu oleh remaja lainnya. Kini, yang kalah mengeroyok remaja yang menang. Pertarungan tak seim- bang terjadi, dua lawan satu orang.

Namun, remaja yang seorang diri dan menang itu mampu menahan setiap serang - an lawan. Hingga akhirnya, dia kembali merobohkan satu persatu dua remaja tersebut. Pertarungan yang menegangkan dan membuat yang melihat menahan napas itu bukanlah pertarungan sungguhan. Melainkan, pertarungan seni pencak silat yang diperagakan oleh siswa-siswi Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ), beberapa waktu lalu. Aksi mereka disaksikan oleh para guru SIJ, orang tua murid, dan para pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang datang dari Jakarta, termasuk sang menteri Mohammad Nuh.

Selain atraksi tarung, siswa-siswi yang merupakan anak pekerja migran asal Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, itu juga memperagakan aksi jurus-jurus silat baku. Dalam aksinya, mereka menggunakan berbagai macam senjata, seperti golok, toya, hingga kipas.

Pencak silat merupakan salah satu dari seni budaya Indonesia yang diajarkan di SIJ. Seni bela diri asli Indonesia menjadi ekstra - kurikuler yang diikuti puluhan siswa SIJ, mulai dari tingkat SD hingga SMA.Alasan melestarikan budaya Indonesia di Arab Saudi menjadi salah satu dari motivasi mereka mempelajari seni budaya ini.

Lili, misalnya, ia merasa semakin dekat dengan Indonesia saat mempelajari pencak silat. "Kita makin cinta Indonesia karena pencak silat lahir di Indonesia dan bisa berkembang di negara lain," katanya.

Awalnya, siswa kelas X SIJ itu hanya mengetahui Pencak Silat dari cerita orang tuanya yang bekerja di Saudi. Karena merasa tertarik, ia kemudian mencari tahu. Mulai tertarik, ia kemudian mencari tahu. Mulai dari membaca artikel tentang Pencak Silat di internet hingga melihat video di laman Youtube. Ia pun merasa kagum pada olahraga bela diri ini.

Ia mendapatkan kesempatan mengenal olahraga ini dari dekat saat masuk SMP di SIJ sekitar empat tahun lalu. Ia pun mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Setelah mempelajari selama beberapa bulan, Lili akhirnya jatuh cinta pada olahraga ini. Ia bahkan berniat mempelajari Pen cak Silat langsung di Indonesia, setelah ia lulus sekolah.

"Insya Allah saya mau melan- jutkan belajarnya ke padepokan- nya di Bandung," kata Lili.

Adalah Agus Suherman, salah satu guru di SIJ yang meng - ajar Pencak Silat. Ia menjadi arsitek yang membentuk gerakan dan jurus silat yang dipraktikkan oleh siswa-siswi di SIJ. Sudah sembilan tahun ia mengajar silat di SIJ. Pada 2005, ia dipanggil oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah khusus untuk mengajar Pencak Silat.

Kala itu belum ada yang menye- barkan seni bela diri ini di Saudi."Alhamdulillah atas kerja sama Perguruan Pencak Silat Pang li - pur di Jawa Barat dengan PB Ikat - an Pencak Silat Indonesia (IPSI) saya dikirim ke sini," katanya.

Pria yang memiliki tinggi badan sekitar 170 cm dengan badan tegap dan langsing itu menceritakan, sejak awal dibuka, kelas Pencak Silat di SIJ banyak diminati oleh para siswa. Ia me - nyadari, kebutuhan Pencak Silat di sini sebagai alat promosi bu - daya Indonesia. Karena itu, ia memfokuskan pengajaran silat lebih kepada seninya, meski tanpa melupakan unsur bela diri yang mematikan. Setelah dua tahun mengajar Pen cak Silat, Agus berani me - nam pilkan keterampilan yang telah dimiliki oleh anak-anak asuh nya itu. Tim Pencak Silat SIJ kerap dipanggil tampil oleh KJRI dalam berbagai acara. Tidak hanya permintaan dari KJRI, tim Pencak Silat juga diminta tampil di berbagai acara yang diseleng- garakan oleh perwakilan negara-negara yang ada di Arab Saudi. Misalnya, anak-anak asuhnya pernah tampil di sekolah internasional milik Turki, Pakistan, dan India.

Tanggapan dari orang asing itu sangat positif. Permintaan meng ajar pun akhirnya berdatangan. Namun, Agus belum me nyanggupi permintaan itu karena ia masih fokus membina anak-anak di SIJ dan beberapa sekolah Indonesia lainnya di Arab Saudi.Mimpi besar Agus adalah pemerintah kembali mendatangkan guru-guru Pencak Silat dari Indonesia agar mengajar di Saudi. Tidak hanya bagi kalangan anak-anak pekerja migran Indonesia, tetapi juga bagi warga Arab Saudi dan juga para pen- datang asal negara lain.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, sekolah Indonesia di luar negeri harus memiliki fungsi ganda. Selain fungsi pendidikan, juga menjadi fungsi rumah budaya. Sehingga, setiap sekolah Indonesia di luar negeri harus mengajarkan seni budaya asal Indonesia sekaligus mempro- mosikannya di negara tersebut.

"Jadi, seni budaya Indonesia di se kolah Indonesia luar negeri harus tampil menjadi diplomat budaya," kata Nuh.

Menurut Nuh, budaya memi- liki peran untuk mempertahankan eksistensi sebuah bangsa. Dengan budaya, maka sebuah bangsa akan dikenal oleh bang - sa-bangsa lainnya yang ada di se luruh dunia. (ed:nur hasan murtiaji)

 

Informasi berita lain selengkapnya silakan dibaca di Republika. Terimakasih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement