Selasa 28 Jan 2014 00:36 WIB

Niat Meyda Sefira Jadi Dosen Tak Menurun

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Julkifli Marbun
Meyda Sefira
Foto: dok rep
Meyda Sefira

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski tak melanjutkan aktivitas sebagai asisten dosen (asdos), niatan Meyda Sefira untuk menjadi dosen tak menurun.

Ditemui dalam sebuah acara beberapa waktu lalu, Meyda bercerita sempat menjadi asdos di Itenas Bandung semester lalu. Namun padatnya aktivitas sebagai Brand Ambassador organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), mengisi seminar dan talk show, serta promo bukunya 'Hujan Safir' membuat Meyda harus berhenti sejenak dari kegiatan menjadi asdos.

"Ada prioritas dalam hidup. Saya juga mengukur diri, saya tidak sanggup melakukan banyak hal dalam satu waktu," ungkap gadis kelahiran 1988 itu. Ia tidak mau meninggalkan mahasiswa terlalu sering karena ada kegiatan di luar.

Semester kemarin, Meyda mengaku jadwalnya tidak terlalu padat. Ia merasa memiliki tanggung jawab atas mahasiswanya dan tidak ingin mereka terbengkalai. Ia mengajar mata kuliah perencanaan perpipaan dan desain pengolahan air secara fisika dan kimia di Jurusan Teknik Lingkungan Itenas Bandung.

Sebagai sarjana teknologi lingkungan, Meyda melihat pengolahan air laut menjadi air tawar memang mahal kendati laut Indonesia begitu luas. Dalam perencanaan, aspek ekonomi, teknologi dan pengelola harus ditinjau.

"Kita harus bisa memilah juga teknologi mana yang cocok untuk Indonesia. Tidak semua teknologi canggih bisa diterapkan di Indonesia," ungkap Meyda.

Selain menjadi dosen, banyak mimpi yang ingin Meyda wujudkan. Ia berhadap semoga satu per satu mimpinya bisa diwujudkan dalam waktu dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement