REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel Kabupaten Gianyar, Bali, menyajikan musik keroncong dalam kemasan "Langgam Keroncong Bentara #5" yang mencerminkan kecintaan terhadap Tanah Air.
"Pementasan hiburan yang terbuka untuk umum secara gratis pada Minggu malam (15/12) itu menampilkan Orkes Keroncong `Tembang Abadi?, melantunkan lagu-lagu keroncong sarat pujaan akan Tanah Air," kata Putu Aryastawa, penata acara kegiatan tersebut di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan,kecintaan terhadap tanah air merupakan benang merah lagu-lagu yang akan dibawakan oleh Orkes Keroncong "Tembang Abadi" baik dari ciptaan maupun para maestro tempo dulu.
Selain itu, para artis juga menyuguhkan lagu-lagu masa kini, antara lain lagu berjudul Mahameru, Bengawan Solo, Bandung Selatan, Telaga Sarangan, Di Tepinya Sungai Serayu, Bandar Jakarta, dan sebagainya.
"Kehadiran program Keroncong Bentara yang digelar berkala ini, tak semata sebagai sajian nostalgia atau klangenan bagi generasi-generasi sepuh, melainkan upaya menumbuhkan kecintaan kaum muda terhadap karya-karya musik tanah air," ujar Putu Aryastawa.
Ia mengharapkan keroncong era kini lambat laun dapat melampaui ruang kreatifnya di tengah gempuran genre-genre musik mainstream umumnya.
Sebelumnya, Langgam Keroncong Bentara telah menyajikan pertunjukan musik yang memainkan lagu-lagu keroncong karya Ismail Marzuki, Gesang dan Wedhasmara.
Orkes Keroncong Tembang Abadi dipimpin oleh Mulyani, sejak tahun 1985 memperkenalkan lagu keroncong yang awalnya dirintis AA Md Cakra (alm).
Sejak itu Mulyani mulai mempelajari musik keroncong yang membuatnya jatuh hati. Mulyani tahun 2012 menjadi koordinator Orkes Keroncong PWS kota Denpasar.
Orkes Keroncong Tembang Abadi terdiri atas Agus (flute), Wawan (biola), Margono (bas), Herman (Celo), Kerok (cuk) dan Yoyok (cak).