Jumat 29 Nov 2013 23:00 WIB

Justri Bieber Berulah di Gold Coast

Justin Bieber
Foto: Reuters
Justin Bieber

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Walikota Gold Coast meminta Justin Bieber membersihkan grafiti yang dibuatnya ketika berada di Gold Coast di Australia. Grafiti bertuliskan 'believe' itu menempel di lapangan tenis QT Hotel, Gold Coast, 80 kilometer ke sebelah tenggara Brisbane, dan diunggah di akun Instagram Bieber, yang mendatangkan lebih dari 545.000 “like.”

Gambarnya memperlihatkan makhluk bermata satu bergigi merah muda, beragam monster aneka warna, hantu Pac-Man dan Spongebob Squarepants dengan mata silang. “Perusak pemandangan ini tidak punya tempat kota ini,” ujar juru bicara Walikota Tom Tate seperti dikutip reuters, Jumat (29/11).

“Sayang sekali jika Justin ingin memberi contoh seperti itu. Pada akhirnya gambar itu akan dibersihkan, mau tidak mau.”

Kantor walikota mengirimkan “alat pembersih grafiti” pada Bieber di hotel tersebut namun penyanyi itu sudah pergi ke Sydney untuk konsernya pada Jumat (29/11) dan Sabtu ini.

Walikota juga mengirim tweet langsung ke Bieber dengan mengatakan “Senang mendengar Anda mengalami waktu yang menyenangkan di #goldcoast Australia. Kami harap bisa segera bertemu lagi segera untuk membersihkan kekotoran yang Anda buat. Buat saya menjadi #belieber.”

Ia belum mendapat respon day Bieber, yang juga menyemprot cat di dinding sebuah hotel di Rio de Janeiro awal bulan ini.

Dewan Kota telah memerintahkan QT Hotel untuk mengecat grafiti tersebut namun hotel itu membela tindakan sang bintang pop. “Karya seni itu akan dibiarkan untuk dinikmati para penggemar,” menurut hotel tersebut dalam pernyataan tertulis.

“Kami yakini (grafiti) itu merupakan tambahan yang bagus untuk kancah seni Gold Coast yang berwarna.”

Dalam halaman Facebook-nya, QT Hotel juga mengatakan Bieber merupakan tamu yang baik. Mereka juga mengundang para seniman mengirim karyanya untuk diseleksi, dan yang terpilih boleh menggambar di dinding hotel.

Melissa Victor, juru bicara Bieber dari Universal Music Group in New York, menolak berkomentar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement