REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Para anggota parlemen Jepang berencana mengesahkan aturan yang membolehkah masuknya judi selama perhelatan Olimpiade 2020. Sasarannya, jelas lokasi wisata yang ada di seluruh Jepang.
Soal judi, Jepang masih kalah tenar dengan Makau. Sejauh ini, baru Tokyo dan Osaka yang mungkin bisa menandingi Macau. Ketika skema itu berhasil, Jepang bakal mendapatkan uang segar 15 miliar dolar per tahun, yang artinya bakal mendongkrak ekonomi Jepang yang baru pulih.
Namun, anggota parlemen berharap, kota-kota kecil di Jepang bisa menarik turis dengan membuka kasino di lokasi wisata.
“Air panas, makanan Jepang, Gunung Fuji dan geisha – hal-hal tradisional ini tidak cukup,” ujar Kanekiyo Morita, seorang eksekutif perhotelan yang telah mengusulkan pembangunan kasino berbentuk piramida di Atami, kota sumber air panas alami di Jepang tengah, seperti dikutip voanews.com, Kamis (28/11).
“Populasi Jepang berkurang dengan cepat dan untuk kota-kota wisata, menarik kunjungan turis asing adalah sangat penting.”
Para anggota parlemen berencana memasukkan RUU untuk melegalisasi kasino pada 6 Desember, ketika parlemen memasuki masa reses. Jika lancar Undang-udang ini akan diberlakukan pada 2015. RUU ini kemungkinan besar diloloskan karena Partai Demokratik Liberal yang sedang berkuasa bersahabat dengan dunia usaha dan Perdana Menteri Shinzo Abe juga mendukung langkah tersebut.
Para anggota parlemen telah mengusulkan dua jenis lisensi – satu untuk resor-resor terintegrasi yang dikelola operator global yang juga memiliki fasilitas konvensi dan hiburan selain tempat-tembat berjudi, serta yang lainnya untuk resor judi yang lebih kecil di pedesaan.
Namun mereka juga mengusulkan agar Jepang membatasi jumlah izin, dengan memprioritaskan lokasi-lokasi yang menjanjikan dampak ekonomi terbesar dan dengan kapasitas untuk menarik turis asing. Rencana ini telah menarik operator-operator internasional seperti Las Vegas Sands Corp, MGM Resorts International, Casino Austria AG dan Grand Casino Luzern dari Swiss, untuk merambah pasar Jepang.