Jumat 01 Nov 2013 08:41 WIB

30 Tahun Berkarya, 'Slank (Memang) Nggak Ada Matinya'

Grup musik Slank berfoto bersama saat saat launching album terbaru yang bertajuk
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Grup musik Slank berfoto bersama saat saat launching album terbaru yang bertajuk "Slank Nggak Ada matinya" di Teater salihara, Jakarta, Kamis (31/10). Album baru Slank ini berisi 11 lagu baru diantaranya "Yo Man", Jgn Ke Jkt", He Yo Les Go", "Verboden", se

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak banyak band di Indonesia atau bahkan dunia yang bisa bertahan lebih dari dua dekade. Namun Indonesia boleh berbangga, karena Indonesia memiliki Slank yang telah dan terus berkarya selama 30 tahun.

Melanjutkan rangkaian ulang tahun mereka ke-30 tahun ini, band yang digawangi Kaka, Bimbim, Abdee, Ridho dan Ivanka meluncurkan album ke-20.

Album ini bukan sekadar menyajikan lagu-lagu baru mereka, namun juga sebagai penegasan bahwa band yang berdiri di tahun 1983 ini tidak pernah mau berhenti berkarya. Tak pelak, album ini mereka beri judul "Slank Nggak Ada Matinya".

Sama seperti album-album terdahulu Slank, tema cinta, isu sosial dan politik yang ramai dibicarakan di negeri ini (masih) menjadi tema utama mereka.

Sebanyak 11 lagu disuguhkan Slank dalam album yang menjadikan Jalan Potlot III sebagai latar cover. Belasan lagu itu diantaranya "Slank Nggak Ada Matinya", "Woles", "King Bim2", "Ngindonesia", "Yo Man", "Jg Ke JKT", "He Yo Les Go" juga "Verboden".

"Kami bawain musik ya sesuai style Slank sendiri. Kan sudah tiga dekade, artinya kami sudah menikmati cara kami bermusik," jelas Bimbim.

Sesuai dengan judul albumnya, Slank berharap karya-karyanya bisa menyuarakan berbagai hal yang "tidak beres" di negeri ini. 

"Album ini sekaligus menegaskan Slank sebagai grup band yang akan terus berkarya dan berkarya. Sesuai dengan judul album kami, mudah-mudahan Slank memang nggak ada matinya," tutup Bimbim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement