Ahad 29 Sep 2013 19:56 WIB

Novel James Bond Kembali Terbit

Novel terbaru James Bond, Solo
Foto: independent
Novel terbaru James Bond, Solo

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Novel laris agen rahasia Inggris James Bond kembali diterbitkan. Kali ini penulisnya bukan Ian Flemming, melainkan William Boyd. Untuk menjaga sosok Bond supaya tidak berubah, kebiasaan buruk Bond masih ditonjolkan dalam novel ini. "Dia minum alkohol, merokok, melakukan semua yang diharapkan dari Bond yang klasik,'' ujar Boyd.

Boyd merupakan penulis terbaru yang diminta oleh Ian Fleming Publications, yang mengurus buku-buku James Bond, untuk menulis novel resmi 007. Jeffery Deaver, Sebastian Faulks, dan John Gardner sebelumnya pernah diminta menulis novel resmi James Bond setelah Fleming meninggal dunia pada 1964.

Novel terbaru Bond diberi nama Solo,  berlatar tahun 1969 dengan misi untuk mengakhiri perang saudara di Afrika Barat. Diluncurkan di Hotel Dorchester di pusat kota London, Rabu (25/9), Solo akan beredar di Inggris, Kamis dan di Amerika Serikat pada 8 Oktober.

Di luar hotel, barisan mobil antik Jensen menunggu tujuh buku pertama untuk dibawa ke bandara Heathrow dan dikirim ke kota-kota yang berkaitan dengan James Bond, seperti Amsterdam, Edinburgh, Sydney, dan Zurich.

Kepada BBC saat peluncuran Solo, Boyd mengatakan tidak akan melunakkan karakter Bond untuk kahlayak pembaca modern. "Saya menghitung minumannya dan saya membaca buku Fleming seperti istri yang cemas karena menikah dengan pecandu alkohol," jelasnya.

Boyd membaca semua buku Fleming secara kronologis sebelum mulai menulis Solo karena menanggapi permintaan menulis novel Bond dengan amat serius.

"Saya kini mencapai status Mastermind dalam studi Bond," tambanya merujuk program TV Mastermind yang terkenal untuk menguji pengetahuan seseorang atas subjek tertentu.

Boyd mengaku pertama kali membaca seri Bond lewat From Russia With Love ketika masih di sekolah dasar di Skotlandia. Dia yakin bahwa Bond akan memiliki 'masa hidup' yang panjang di masa depan. "Saya kira dia akan bisa terus berlanjut karena terlalu banyak nuansa dan aspek darinya yang bisa dijelajah," kata Boyd.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement