REPUBLIKA.CO.ID, -- Masyarakat Sunda selayaknya bangga terhadap kekayaan kuliner tradisional yang mereka miliki. Bila didata serius bisa jadi terdapat ratusan jenis menu makanan dan minuman tradisional khas Sunda tradisional. Maka dari itu, masakan Sunda merupakan salah satu wujud kekayaan budaya yang juga perlu dilestarikan. Malah seharusnya dilindungi dan diperlakukan sebagaimana benda cagar budaya.
Dalam khazanah kuliner Parahyangan, beragam hidangan yang kaya akan rasa tersaji kental secara tradisional, sebut saja Oseng Balakutak, Cobek Genjer, Ulukuteuk Leunca, Karedok, Sambal Goreng Ati Kentang, Sambal Goreng Kentang Mustofa dan masih banyak lagi. Untuk stall barbeque dan live cooking, Anda bisa menikmati Nasi Goreng Kampung, Surabi Ketan Bakar, Ikan bawal, Ikan Baronang, Ikan Kakap Merah , Pepes Impun, Sate Cungkring, Sate Maranggi, hingga Sate Jeroan Ayam.
Untuk sambal sendiri bisa mencapai puluhan jenis, diantaranya terdapat sambal combrang, sambal terasi, sambal cibiuk, sambal bajak, sambal kacang, dan sambal hejo. Tak lupa makanan Sunda yang biasa diistilahkan sebagai hahampangan atau makanan ringan ini juga menyajikan Keremes, Opak, Kolontong, Borondong, Kalua Jeruk, Kerupuk Melarat, Semprong, dan lain sebagainya.
Hidangan Sunda Buhun ini juga tersedia untuk hidangan penutup seperti Putri Noong, Kelepon, Cocorot, Gurandil, Awug, Katimus, Misro, dan sebagainya. Ada juga minuman khas seperti Es Goyobod atau Es Cincau. Makanan khas Parahyangan yang mulai dilupakan ini akan hadir di The Ambassador Coffee Shop yang terletak di Aston Primera Pasteur dengan tema Sunda Buhun BBQ setiap hari Jumat selama bulan September 2013 mulai pukul 19.00 – 22.00 WIB dengan harga Rp 98.000++ per orang.
Advertisement