REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Penumpang yang mencoba menggoda pramugari dan diusir dari pesawat barangkali menjadi hal biasa. Namun, dua penumpang Saudi Airline justru mendapat masalah karena memperingatkan pramugari yang menggoda penumpang lain.
Dua penumpang laki-laki dikawal turun dari pesawat yang akan pergi dari Riyadh ke Jeddah, Selasa pekan lalu. Hal itu terjadi setelah mereka berdebat dengan pramugari "genit" yang dinilai tidak menghormati norma. Khaled bin Abdulrahman al-Mahyzaa yang mengaku seorang ulama Muslim, mengatakan dia dikeluarkan dari pesawat setelah memarahi pramugari yang menggoda orang asing.
Laporan Al Arabiya menyatakan, pramugari itu memanggil penumpang laki-laki dengan sebutan "habibi". Istilah bahasa Arab itu dikenal untuk menyebut rasa sayang, biasa diterjemahkan sebagai "cintaku" atau "sayang". Istilah "habibi" juga dapat digunakan dalam konteks yang berbeda.
Dalam definisi literal, istilah juga digunakan untuk argumentasi sinis atau untuk mengejek seseorang. Karena perdebatan itu, pesawat Saudi Airline harus tertunda lebih dari satu jam dari jadwal penerbangan. Mahyzaa menegaskan pramugari telah melanggar aturan, adat dan tradisi serta tidak mempertimbangkan keberadaan penumpang dan keluarga di dalam pesawat.
Mahyzaa dan seorang polisi, berusaha mengatakan kepada pramugari kalau dia berbicara tidak pantas. Namun, pramugari menanggapinya dengan marah. Pasukan keamanan kemudian masuk ke pesawat untuk membawa dua pria tersebut beserta keluarga yang menemaninya turun.
Mahyzaa mengatakan kasus tersebut tengah diselidiki Biro Investigasi dan Penuntut Umum Saudi. Dia meminta pramugari bertanggungjawab karena melanggar adat dan menghina dia dan petugas polisi.