Ahad 28 Jul 2013 11:01 WIB

Hanung Besut Film Soekarno

Rep: Mg15/ Red: A.Syalaby Ichsan
Soekarno dan Soeharto
Foto: Arsip Nasional RI
Soekarno dan Soeharto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pejalanan dan perjuangan Bung Karno dalam memproklamasikan kemerdekaan dapat segera disaksikan di layar lebar. Film berjudul Soekarno: Indonesia Merderka! disutradarai langsung oleh Hanung Bramantyo. 

Hanung mengungkapkan, proses syuting yang awalnya diperkirakan akan selesai dalam 45 hari, mundur hingga menjadi 70 hari. Salah satu lokasi syuting film ini bertempat di Kebun Raya Bogor.

"Film ini fokus pada proklamasi dan ketiga tokoh utama yaitu Soekarno, Hatta, dan Sjahrir tentang satu tujuan, kemerdekaan Indonesia", ujar Hanung Bramantyo saat di temui di lokasi syuting, Bogor (26/7) 

Aktor yang dipercaya memerankan tokoh Soekarno adalah Ario Bayu, sedangkan Lukman Sardi dan Tanta Ginting berperan sebagai Hatta dan Sjahrir.

Cerita ini di mulai tahun 1920-an saat Soekarno muda tinggal di rumah HOS Cokoraminoto di Surabaya. Di tempat kos pimpinan Syarikat Islam ini, Soekarno bertemu Musso, Alimin dan Kartosuwiryo. Dari HOS Cokroaminoto, Soekarno belajar menundukkan hati rakyat. 

Setelah itu, kehidupan di Bandung mewarnai perjalanan politik Soekarno. Pemuda ini memulai hidup dari penjara ke penjara. Pada saat itu, Soekarno telah memiliki seorang istri bernama Inggit Ganarsih, perempuan yang usianya 12 tahun lebih tua dibanding Soekarno. 

Singkat cerita, alur film lompat ke era tahun 1930-an pada saat Soekarno dibuang ke Bengkulu. Di kota ini terjadi awal pertemuannya dengan Fatmawati. Ketertarikan Soekarno terhadap perempuan yang lebih muda sama besarnya dengan hasratnya melihat Indonesia merdeka.

Keinginannya menikahi Fatmawati diungkapkan Soekarno langsung kepada Inggit. Begitu juga hasratnya melihat Indonesia merdeka, ia sampaikan kepada rekan-rekan seperjuangan yang kembali dari Belanda.

Sjahrir meremehkan gaya perjuangan Soekarno, hanya Hatta yang meyakini kemampuan Soekarno merebut hati rakyat. 

Perjuangan Soekarno dan Hatta semakin besar. Keduanya memiliki ciri yang sama akan kemerdekaan Indonesia. Ketika Jepang menggantikan Belanda sebagai imperialis, Soekarno dan Hatta semakin menyamakan pandangan Indonesia merdeka bersama tokoh pergerakan yang lain.

Di Jakarta, Jepang memberikan kesempatan Soekarno melakukan orasi-orasinya. Jepang ingin memanfaatkan Soekarno yang pandai mendekati rakyat. Namun Soekarno justru lebih cerdik, dialah yang memanfaatkan semua kemudahan yang diberikan Jepang untuk menggalang kekuatan.

Ketika Jepang kalah dalam perang Asia Timur Raya, Soekarno menemukan cara untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia. Ia temui para Jenderal Jepang di Jakarta. Ia yakinkan Indonesia harus merdeka.

Soekarno memanfaatkan kelemahan psikologi tentara Jepang sebagai bangsa kalah perang. Akhirnya, Soekarno bersama Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, membacakan teks proklamasi yang disiarkan ke penjuru dunia. Dari Jl Pegangsaan, Jakarta, Proklamasi terdengar ke se-antero dunia, Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa Merdeka!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement