Ahad 16 Jun 2013 19:09 WIB

Ahmad Fuadi Berharap Novel Rantau Satu Muara Difilmkan

Rep: Fenny Melisa/ Red: Damanhuri Zuhri
Penulis novel 'Negeri 5 Menara', Ahmad Fuadi.
Foto: Antaranews.com
Penulis novel 'Negeri 5 Menara', Ahmad Fuadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis novel trilogi Negeri Lima Menara Ahmad Fuadi berharap novel Rantau Satu Muara yang barru diluncurkan, dapat difilmkan.

"Mudah-mudahan novel Rantau Satu Muara bisa difilmkan," kata Fuadi pada acara "Peluncuran Novel Rantau 1 Muara & Gerakan 1000 PAUD untuk Indonesia" di Plaza Semanggi Ahad (16/6).

Fuadi mengungkapkan novel Rantau Satu Muara merupakan novel pamungkas dari dua novel yang ia tulis sebelumnya yaitu Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna. Novel Negeri Lima Menara lebih dulu difilmkan dan dirilis pada 1 Maret 2012.

Menurut Fuadi, setiap novel yang ditulisnya memiliki spirit nilai-nilai kehidupan. Novel Negeri Lima Menara mengajarkan semangat untuk terus berusaha (man jadda wajada) sedangkan pada novel Ranah Tiga Warna mengajarkan kesabaran dalam usaha meraih sesuatu (man shobara zhafira).

"Dan novel pamungkas Rantau Satu Muara mengajarkan untuk konsistensi atau man saara alad darbi washala. Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan," ujar alumni Pondok Modern Gontor ini.

Novel Rantau Satu Muara menceritakan tentang sang tokoh Alif Fikri yang meniti karir menjadi jurnalis pascaselesai menamatkan pendidikan Jurnalistik di Unpad.

 

Fuadi mengungkapkan pada novel Rantau Satu Muara terdapat cerita tiga perjalanan pencarian sang tokoh Alif. Pertama pencarian Alif akan passionnya dalam bekerja, kedua pencariannya akan belahan jiwa, dan ketiga pencariannya terhadap makna hidup. "Mau ke mana Alif dan akan bermuara ke mana?" ujar Fuadi.

Fuadi berharap novelnya dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja dan ia berencana akan membuat novel karyanya dalam bentuk komik dan beberapa medium hiburan lainnya.

"Saya ingin novel-novel saya dialihkan ke beberapa medium lain seperti games dan film animasi agar semakin banyak orang Indonesia yang mengakses novel-novel saya," kata Fuadi yang baru saja kembali dari AS mendiskusikan novel-novelnya.

Fuadi menambahkan dirinya juga berencana akan menulis tentang tips berburu beasiswa. "Mudah-mudahan terbit dalam waktu dekat," kata peraih beasiswa Fullbright untuk kuliah S2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University USA dan peraih beasiswa Chevening Award di Royal Holloway University of London ini.

Fuadi juga mengajak para pembacanya untuk berpartisipasi dalam Gerakan 1000 PAUD yang digalangnya dalam Komunitas Menara yang dibentuknya. "Mari ikut membangun sekolah PAUD gratis bersama Komunitas Menara," ajak Fuadi.

Fuadi mengungkapkan gerakan 1000 PAUD yang digalangnya merupakan gerakan untuk mendirikan sekolah PAUD bagi anak-anak yang kurang mampu.

"Mengapa PAUD? Karena golden age adalah masa yang penting untuk menerapkan karakter terbaik pada anak seperti kejujuran, integritas, dan menggapai cita-cita. Akan tetapi, masa emas tersebut seringkali terlewat oleh masyarakat kita yang tidak mampu," ujarnya.

Berdasarkan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 65 persen anak Indonesia belum mendapatkan pendidikan dini. Dari 30 juta anak di Indonesia hanya 10 juta diantaranya yang mendapatkan pendidikan usia dini.

Fuadi berharap dengan adanya gerakan 1000 PAUD dapat memberikan akses pendidikan anak usia dini lebih banyak lagi kepada anak-anak Indonesia. "Masyarakat dapat membantu gerakan ini dengan bergabung di Komunitas Menara," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement