REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Film '2014' ingin menyuguhkan warna baru dalam dunia perfilman Indonesia. Film garapan sutradara Hanung Bramantyo dan Rahabi Mandra mengambil latar belakang suasana pemilihan umum presiden tahun depan.
Ekskutif produser film 2014, Erick Thohir, mengatakan, film ini sudah lama menjadi perbincangan dengan Hanung. Ia mengatakan, film yang diproduksi Mahaka Pictures dan Dapur Film itu ingin menampilkan sesuatu yang berbobot dan berbeda. Tujuan itu sudah diperlihatkan dalam kerja sama pembuatan film 'Tanda Tanya (?)'. "Saya mau film-film yang out of the box. Kami awali dengan (?), lalu berlanjut ke 2014," kata dia
Melalui Mahaka Film, Erick mengatakan, ingin memberikan warna baru. Film yang diproduksi diharapkan memberikan edukasi pada masyarakat. Tetapi, menurut dia, tidak meninggalkan basis budaya dari masyarakat Indonesia. "Kita sepakat tidak membuat film yang terlalu pintar. Tetapi, paling tidak membawa warna baru dan pola pikir terhadap masyarakat," ujar pemilik grup PT Mahaka Media itu.
Momen pemilihan umum tahun depan diambil sebagai latar belakang film 2014. Erick mengatakan, film yang akan ditayangkan pada Agustus mendatang ittu diharapkan bisa membangun masyarakat Indonesia untuk peduli pada situasi negara. Termasuk dalam pemilihan umum karena masyarakat mempunyai peran yang menentukan. "Film ini pelan-pelan mengajak penonton care terhadap bangsa dan negara," kata dia.
Hanung menilai, sudah mempunyai komitmen dengan Erick untuk menyuguhkan film yang menunjukkan kepedulian terhadap negara. Film 2014 bisa menjadi representasi kritik sosial. Dalam film itu, Hanung berusaha mengkreasikan pesan yang bisa menjadi representasi masyarakat. Salah satunya mengenai keresahan akan krisis kepemimpinan. "Pesannya pemimpin seperti apa yang layak memimpin negeri ini. Itu goalnya," ujar dia