Kamis 30 May 2013 18:29 WIB

Film Sang Kyai Bidik 10 Persen Warga NU

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Heri Ruslan
Tokoh NU Salahuddin Wahid (2 kiri) bersama sutradara Rako Prijanto (kiri) dan para pemain film
Foto: Antara
Tokoh NU Salahuddin Wahid (2 kiri) bersama sutradara Rako Prijanto (kiri) dan para pemain film "Sang Kyai" Christine Hakim (2 kanan) dan Ikra Negara (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Produser ‘Sang Kyai’, Gope T. Samtani, menargetkan film yang tayang perdana serentak hari ini, Kamis (1/6) di 30 bioskop di Jabodetabek, mampu menyedot penonton sebanyak-banyaknya.

Setidaknya 10 persen dari 70 juta warga Nahdlatul Ulama (NU). “Sepuluh persennya saja sudah luar biasa,”kata pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 1 Oktober 1943 itu.

Ditemui Republika saat Tasyakuran Harlah NU ke-90 di Jakarta belum lama ini, Gope, mengatakan target yang ia pasang tersebut bukan tanpa perhitungan. Film yang mengangkat kisah sosok tokoh kharismatik, pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari tersebut sangat layak ditonton.

Banyak pelajaran berharga yang bisa disarikan dari film besutan sutradara ternama, Rako Prijanto tersebut. “Terutama keteladanan dan nasionalisme beliau (KH Hasyim A),”sebut pendiri PT Rafi Film itu.

Gope meyakinkan, film yang mengambil latar belakang 1945-an itu berkualitas tingkat wahid. Ia mengaku ini adalah film tersulit yang pernah ia kerjakan bersama Rapi Film sejak 1971. Sebanyak 200 karyawannya dterjunkan langsung dengan melibatkan 6 ribu figuran.

Selain itu, Rapi Film, ujarnya, menggarap film ini secara serius. Film yang mengambil lokasi pengambilan gambar di empat kota, yaitu Kediri, Nggondang Klaten, Magelang, Ambarawa, dan Semarang itu dibintangi oleh artis terkemuka seperti Ikranegara (pemeran KH Hasyim Asyari), Christine Hakim (pemeran Nyai Kapu) dan Agus Kuncoro Adi (pemeran KH Wahid Hasyim muda).   

Sejak tayang eksklusif sebelum tayang perdana hari ini, film ini mendapat respons positif. Apresiasi mencul dari sejumlah tokoh, tak terkecuali Wapres Boediono. Mantan Gubernur BI itu, menyatakan film yang proses pengambilan gambarnya berlangsung kurang lebih satu tahun itu, bisa jadi renungan dan motivasi bagi generasi muda. 

Di tingkat akar rumput, keinginan segera menyaksikan film ini pun muncul dari warga NU di daerah-daerah. Sayangnya, di wilayah-wilayah pelosok tertentu belum terdapat bioskop. PT Rapi Film meminta agar warga NU di pedesaan bersabar. Pasalnya, imbuh Gope, pihaknya ingin mencetak rekor film produksinya ini bertengger lama di bioskop-bioskop. “Kita inginnya sih satu tahun,” seloroh Gope.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement