Rabu 01 May 2013 20:59 WIB

Napza Kampanyekan Bahaya Narkoba Lewat Film

Rep: Nurul Dyah Sariningtias (MG12)/ Red: Hazliansyah
Syukuran Film Napza
Foto: Republika/Nurul Dyah Sariningtias (MG12
Syukuran Film Napza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nanang Istiabudi (Terowongan Casablanca) kembali menyutradarai sebuah film terbarunya berjudul Napza. Sesuai judulnya, Napza akan bercerita mengenai Narkotika, Alkohol, Phsikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

Nanang mengatakan, film ini dibuat dengan tujuan membantu pemerintah dalam memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat agar mengetahui dampak dari penyalahgunaan Napza.

"Kami berharap dengan adanya film Napza ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas," tutur Nanang pada saat syukuran perdana film Napza di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Diperankan sejumlah aktor darn aktris ternama Indonesia seperti Ray Sahetapy, Hengky Tornando, Bucek, Dewi Irawan, Tya Arifin, Poppy Sovia, Napza menceritakan tentang seorang anak muda bernama Dewo yang sudah menjadi pecandu sejak kuliah. Akibat terjerat dalam dunia hitam itu, Dewo dikeluarkan dari kampusnya di luar negeri. Tasya, adik Dewo menjadi korban karena masih tabu dengan dunia yang penuh kamuflase itu.

Sementara orang tua mereka hanya bisa mengcover sejarah hitam anak-anaknya agar tidak dianggap gagal dalam mendidik anak.

Tasya mulai frustasi dengan sikap orang tuanya, bahkan ia sampai pernah ditukarkan dengan sepaket narkoba oleh kakaknya sendiri (Dewo). Beruntung siswi SMA ini masih bisa diselamatkan Andika, teman SMA Tasya.

Cinta diantara Tasya dan Andika pun tidak dapat bersatu karena kehancuran keluarga Tasya yang sudah sulit untuk di tembus lagi. Cinta sudah menjadi hal yang sangat tabu dalam ruang lingkup ini. Tasya pun bolak-balik masuk rehab karena akhirnya menikah dengan Rama yang ternyata juga pecandu, ia terbawa oleh arus ruang lingkup yang gelap. Sementara Dewo juga masih belum bisa pulih. Tapi dengan kejadian ini mereka semua jadi bisa membaca tipuan dan gejala sakit psikis dan psikologis para pecandu.

 

"Kita sebagai orang tua harusnya bisa terbuka dan bisa menjadi teman buat anak-anak kita sehingga mereka ngga bermain di belakang kita," terang Bucek.

Film bergenre black comedy ini mengantarkan penonton agar mengetahui bagaimana tipuan para pecandu dan bagaimana mereka mempengaruhi orang terdekatnya untuk masuk dalam lingkup mereka. Penonton juga akan mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menjaga agar terhindar dari pengaruh negatif ini serta menyelamatkan penerus dari Negara ini.

"Peran masyarakat sangat besar dan sangat dibutuhkan disini," tambah Nanang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement