REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia perfilman Indonesia terus bergeliat. Setelah 'Perahu Kertas', '5 Cm', 'Habibie-Ainun', kini rilis satu lagi film berjudul '9 Summer 10 Autumn' yang diadaptasi dari novel best seller.
Film '9 Summer 10 Autumn' berkisah tentang perjuangan seorang anak supir angkot yang sukses menjadi direktur di negeri adidaya Amerika. Film yang menargetkan satu juta penonton ini digarap oleh Angka Fortuna Sinema.
Ifa Isfansyah, sang sutradara mengatakan, film ini sangat unik karena memiliki rentang waktu yang sangat panjang dalam ceritanya, yaitu dari 1974 sejak sang tokoh utama lahir, hingga 2010. Hal itu juga yang menurutnya memberikan tantangan tersendiri untuk menghadirkan suasa tempo dulu dengan detail.
"Kesulitan lain karena tokoh utamanya masih ada, itu jadi tantangan sendiri," kata Ifa yang mengaku membutuhkan waktu satu tahun lebih untuk menyelesaikan film ini.
Pengambilan gambar untuk film ini dilakukan di empat kota, mulai dari Malang, Bogor, Jakarta, hingga ke New York, Amerika Serikat. Ada kisah menarik di balik proses syuting film 9 Summer 10 Autumn ini.
Sang produser, Edwin Nazi mengatakan, saat syuting di New York, kru sempat terhambat karena kota tersebut dilanda badai Sandy. Sehingga syuting yang harusnya bisa selesai dalam lima hari, menjadi molor hingga sembilan hari.
Sementara itu, Iwan Setyawan, sang penulis novel mengaku sangat puas dengan film yang mengisahkan perjalanan hidupnya tersebut. Ia berharap film ini dapat menghadirkan kehangatan pada keluarga Indonesia. "Film ini bukan cerita soal saya, tapi ini cerita kita semua," ujar dia.
Film '9 Summer 10 Autumn' sudah ditayangkan secara serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 25 April. Film ini dibintangi Ihsan Tarore, Alex Komang, Dira Sugandi dan Dewi Irawan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika