Kamis 18 Apr 2013 14:35 WIB

Sinetron yang Merendahkan Simbol Islam Terus Dikecam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hazliansyah
Rol Film
Foto: ingeyukiko.blogspot.com
Rol Film

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecaman terhadap sinetron yang menampilkan sosok Haji dan tokoh agama berperangai buruk terus menuai protes.

Kali ini protes datang dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). IPHI dengan keras meminta sinetron penghinaan kepada status Haji tersebut segera dihentikan.

Ketua IPHI, Kurdi Mustofa, mengatakan, status haji dalam Islam merupakan puncak pelaksanaan ibadah yang mulia dari rukun Islam yang kelima.

Status haji ini, kata dia, bukan hanya sebatas status di masyarakat semata. Tetapi bagaimana memposisikan diri menjadi insan yang lebih bertakwa kepada Allah SWT, dengan status tersebut.

"Kita minta hentikan tayangannya. Karena para pembuat sinetron harus memahami status ini, dan tidak hanya melihat kasuistik di masyarakat semata," ujar Kurdi kepada Republika, Kamis (18/4).

Kisah tokoh haji yang diceritakan sudah tiga kali naik haji dan menyombongkan diri dengan statusnya itu sangat menciderai perasaan komunitas persaudaraan haji.

Penokohan sosok haji seperti Haji Muhidin di Sinetron Tukang Bubur dinilai pria yang pernah menjadi Sekretaris Pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhotono ini sangat berlebihan, karena selalu menekankan status haji yang ia sandang.

Kurdi pun mengungkapkan keluhan anggota persaudaraan haji dengan tayangan sinetron lainnya dengan konten haji yang hampir sama, yakni 'Haji Medit'. Menurut Kurdi, bagaimana mungkin sinetron tersebut dengan gamblang memasangkan terminologi haji dengan sifat kekikiran.

Kurdi meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bertindak lebih tegas lagi, tidak hanya menunggu laporan dari masyarakat baru akan berbuat. 

"KPI seharusnya sejak awal sudah sensitif dengan tayangan ini, jangan menunggu masyarakat resah baru bertindak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement