Sabtu 06 Apr 2013 16:49 WIB

Fahmi Minta Pemerintah Koreksi Asal-Usul Candi Borobudur

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Candi Borobudur
Candi Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR TENGAH -- Penulis Buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman, Fahmi Basya, meyakini bahwa selama ini asal-usul Candi Borobudur tidaklah benar. Ia bahkan tak ragu meminta pemerintah bisa menerbitkan undang-undang yang mengatur soal kejelasan asal-usul bangunan Borobudur.

Fahmi menilai langkah itu berkaitan erat dengan pembangunan dan penguatan identitas kebangsaan. "Selama ini tidak ada yang membantah pendapat Van Erp yang menyatakan Candi Borobudur adalah Candi Budha sejak 1817. Padahal belum ada penelitian lanjutan soal itu,'' kata Fahmi kepada Republika, Sabtu (6/4).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 33 tahun, Fahmi menyatakan Candi Borobudur berkaitan erat dengan sejarah Nabi Sulaiman.

Lewat serangkaian penjelasan-penjelasan yang didasarkan pada observasi lapangan di Borobudur dan tafsir-tafsir Al Quran, Dosen di UIN Syarif Hidayatullah itu menjelaskan keterkaitan antara pembangunan Borobudur dan Nabi Sulaiman.

Selain itu, Negeri Saba juga dipercaya berada di Pulau Jawa. Bahkan, Candi Borobudur dipercaya sebagai peninggalan Ratu Saba.

Ada sekitar 40 bukti yang dibeberkan Fahmi. Semua penjelasan ini ditulis oleh Fahmi dalam bukunya yang sudah diterbitkan sejak Agustus 2012 lalu.

Fahmi meyakini kebenaran temuannya dan berharap kajiannya dijadikan dasar pemerinah untuk mengubah sedikit demi sedikit pemahaman orang soal asal-usul Candi Borobudur. Langkah yang paling mungkin adalah dengan mengubah pernyataan Van Erp lewat sebuah produk hukum seperti undang-undang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement