REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Siapa bilang pria selalu menjadi 'tersangka' pada setiap kekerasan di dalam suatu hubungan. Sebuah survei terbaru di Amerika Serikat menunjukkan perempuan muda tiga kali lebih mungkin memukul pasangan mereka dibandingkan laki-laki.
Sayangnya, kekerasan dalam hubungan berimplikasi menyedihkan bagi keduanya. Budaya pop sering memberi kesan wanita yang memukul laki-laki sebagai sesuatu yang seksi. Sejumlah adegan dalam film memberi kesan lucu atau bahkan menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Hal itu ternyata berdampak pada wanita muda.
Dalam penelitian yang melibatkan wanita berusia 15-22 tahun di AS, satu dari tujuh wanita tersebut mengaku memukul pasangan mereka. Hal itu lebih banyak dibandingkan dengan satu dari 20 laki-laki pernah memukul pasangannya.
Sebagian besar perempuan atau 60 persen responden mengatakan mereka memukul karena pasangannya memukul terlebih dahulu. Perempuan dalam hubungan kekerasan tersebut lebih mungkin untuk memukul balik dan mengungkapkannya secara publik.
Dalam penelitian lain di Inggris, sepertiga dari kekerasan dalam rumah tangga dilakukan wanita terhadap pria. Namun, tidak semua kekerasan itu dilakukan sebagai pembalasan.
Laporan Telegraph menyatakan kekerasan dalam rumah tangga masih menjadi masalah yang diasosikan sebagai perbuatan laki-laki. Namun, banyak fakta wanita menampar pasangan. Kekerasan dinilai tidak membuat masalah selesai tetapi justru meningkatkan kemungkinan insiden lain terjadi. Bisa jadi, pria akan kembali memukul wanita atau wanita yang balik memukul pria.