REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga penelitian serta pengkajian ilmu keislaman dan kemasyarakat bertaraf internasional, The Ibrahim Hosen Institute (IHI) menerbitkan biografi dan pemikiran 70 Tahun KH Ma'ruf Amin. Penerbitan buku berjudul Pengabdian Tiada Henti terhadap Agama, Bangsa dan Negara ini dilakukan bulan ini dengan dua acara besar.
Acara pertama pada Senin (11/3) berupa tasyakur 70 Tahun Ma’ruf Amin dan peluncuran buku di aula Bank Syariah Mandiri (BSM). Kegiatan ini akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta jajaran para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan para anggota DPR, lembaga tinggi negara dan pemimpin ormas Islam.
Acara kedua, pada Selasa (26/3) berupa bedah buku di aula Pegadaian (persero) di Jalan Kramat Raya no 162 Jakarta, dengan narasumber para tokoh nasional, antara lain Abdul Mu’ti (Muhammadiyah), Masdar F Mas’udi (NU), Ahmad Munif Suratmaputra, MA (Akademisi Islam dari Institute Ilmu Alquran), Ulil Absar Abdala, dan Irfan Syauqi Beik MSc (Tokoh muda pemikir ekonomi syariah). Kegiatan bedah buku akan dihadiri kalangan akademisi berbagai daerah dan para tokoh dari lintas organisasi masyarakat Islam, organisasi masyarakat, politik, pelaku bisnis lembaga keuangan syariah dan industri produk halal.
Sosok yang tegas dan lugas membuat Ma'ruf Amin menjadi tokoh yang kerap mendapatkan amanah umat dan bangsa. Mulai dari amanah menjadi seorang kiai kharismatik di Banten, Ketua MUI Pusat, Syuriah NU, anggota MPR, anggota DPR bahkan sampai menjadi Wantimpres. Sosok itulah yang dimiliki Ma’ruf Amin dalam kiprahnya untuk bangsa.
Ketua Dewan Pengurus IHI, Nadratuzzaman Hosen mengatakan penerbitan buku tersebut untuk menghargai segala pengabdiannya kepada bangsa, negara dan agama, Menurutnya Ma'ruf memiliki kelebihan dibanding tokoh-tokoh lainya. Diantaranya dari segi kepemimpinan Ma’ruf mampu menggerakkan ide besar dan menyakinkan kepada semua orang. Kelebihan dia pandai berargumentasi dan memiliki kelebihan dalam berdebat. Selain itu, Ma'ruf dinilai memiliki tempaan yang kuat ketika menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. “Dia lihai memberikan saran dalam kebijakan-kebijakan politik, inilah yang membedakan sosoknya dengan kiai-kiai lainya," ujar Nadratuzzaman, Ahad (3/3).