Ahad 24 Feb 2013 09:06 WIB

The Stone Roses (Terus) Dipuja

Konser The Stone Roses, di Lapangan D, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/2) malam
Foto: Republika/Sadly Fafa Rahman
Konser The Stone Roses, di Lapangan D, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/2) malam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahaga penggila musik Brit Pop benar-benar terpuaskan tadi malam, Sabtu (23/2). Salah satu "Dewa" musik di tanah Inggris, The Stone Roses akhirnya menjejakkan kakinya di tanah Jakarta, tepatnya Lapangan D Senayan, Jakarta.

Tidak banyak basa-basi yang keluar dari mulut sang vokalis, Ian Brown di atas panggung. Jika memilih kata yang sedikit ekstrem, tidak perlu memang Ian Brown banyak berkomunikasi dengan penonton di tiap jeda lagu. Karena mereka adalah The Stone Roses, band yang terlahir di tahun 1983 namun mampu menciptakan musik --kemudian jadi inspirasi band-band Inggris lainnya seperti Oasis-- yang masih nyaman di kuping hingga saat ini.

Hanya dengan empat personel, mereka mampu menciptakan musik dengan sound yang "ciamik" di masa kejayaan mereka.

"Terima kasih, selamat malam," ucap Ian Brown membuka penampilan.

Molor setengah jam dari waktu yang direncanakan, empat punggawa The Stone Roses, Ian Brown (vokal), John Squire (gitar), Gary Mani Mounfield (bass), dan Alan John Wren alias Reni (drum) membuka penampilan mereka di lapangan yang becek dengan lagu "I Wanna Be Adored". Sontak sekitar seribuan penonton yang telah menyemuti Lapangan D Senayan sejak pukul 18.00 WIB bersorak.

Tampil santai dengan kaos dan celana jeans hitam serta dipadu jaket warna serupa, Ian Brown tampil santai. Lelaki 50 tahun yang dikenal "Moody" tampil santai tadi malam. Tidak sekali dua kali ia menyisir panggung dari sisi kanan ke kiri, seolah menunjukkan dirinya adalah musisi tangguh yang tak termakan usia.

Sejumlah lagu seperti "Mersey Paradise", "(Song for My) Sugar Spun Sister", "Sally Cinnamon" dan "Ten Storey Love Song" dimainkan.

Memasuki pertengahan konser, The Stone Roses membawa seribuan pasang mata yang hadir ke era kesuksesan mereka di tahun 90-an.

Didukung tata cahaya yang cantik, "The Stone Roses" memainkan "Where Angels Play", "Shoot You Down", "Fools Gold", "Something's Burning", "Waterfall", "Don't Stop" dan "Made of Stone".

‎​The Stone Roses bisa dibilang sebagai band yang unik. Hanya memiliki dua buah full album --The Stone Roses (1989) dan Second Coming (1994)-- ditambah satu album greatest hits dan satu album remix, namun mereka bisa menjadi band yang kuat, band yang menjadi panutan junior-junior mereka, meski pernah vakum selama 15 tahun.

Konser tadi malam adalah konser reuni mereka yang kedua di tahun 2013. Sebelumnya mereka menggelar konser yang sama di Dubai, 21 Februari 2013.

Penampilan Ian Brown cs kemudian berlanjut dengan lagu "T.I.T.O", "Love Spreads" dan "She Bangs The Drums".

Tanpa Encore, The Stone Roses menutup penampilan satu setengah jam mereka dengan "Resurrection".

The Stone Roses sendiri terlihat excited dengan aksi mereka tadi malam. Jika penampilan mereka di Dubai dikanarkan sempat terjadi perselisihan antara Ian Brown dengan John Squire yang membuat penampilan mereka terhenti beberapa saat, hal itu tidak terlihat tadi malam.

Meski tenaga terkuras, rona bahagia terpancar di wajah masing-masing personel. Mereka saling berpelukan dan mengucapkan selamat sebelum akhirnya bersama-sama menundukkan badan, mengucapkan rasa terima kasih mereka terhadap penontonnya di Indonesia.

‎​Secara keseluruhan, penampilan The Stone Roses tadi malam memuaskan. Meski sound yang "keluar" terdengar tidak maksimal, ditambah permainan gitar John Squire yang suka "nyelip" membuat penonton mengernyitkan dahi. Termasuk juga tempo di sejumlah lagu lebih lambat dibanding lagu aslinya.

Namun sekali lagi, mereka adalah The Stone Roses, salah satu legenda musik Pop Inggris. Kehadiran mereka tetap memuaskan para penggemarnya di Jakarta. Belum tentu mereka akan kembali ke Indonesia suatu saat nanti. Mengingat usia mereka yang sudah tak muda lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement