Jumat 18 Jan 2013 06:02 WIB

Film Mouly Surya Bertarung di Sundance Film Festival 2013

Potongan adegan dalam film 'Yang Tak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta' besutan sutradara Mouly Surya. Film tersebut turut meramikan kompetisi Sundance Film Festival 2013
Foto: TAK BICARA CINTA.WORDPRESS
Potongan adegan dalam film 'Yang Tak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta' besutan sutradara Mouly Surya. Film tersebut turut meramikan kompetisi Sundance Film Festival 2013

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah 'The Raid' satu lagi film Indonesia yang bakal meramaikan kompetisi di Sundance Film Festival 2013. Kali ini murni karya anak bangsa.

Film kedua karya sutradara berbakat Indonesia, Mouly Surya, “Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta"  ("What They Don’t Talk About When They Talk About Love)", menjadi film Indonesia pertama yang akan berkompetisi di festival film Sundance, salah satu festival film paling bergengsi di dunia.

 

Film tesebut tepatnya diumumkan pada Rabu (28/11) lalu dan masuk kategori the World Dramatic Competition.

Sesi ini merupakan ajang kompetisi bagi film-film panjang yang berasal dari negara selain Amerika Serikat. Film besutan perempuan Indonesia pertama yang memenangkan Piala Citra untuk kategori Sutradara Terbaik lewat "Fiksi" pada tahun 2008 ini akan berkompetisi dengan 12 film yang berasal dari Negara lain diantaranya Jerman, Korea Selatan, Inggris dan Italia.

Sundance Film Festival diselenggarakan setiap akhir Januari sejak tahun 1978 bertempat di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat.

Pada tahun 2012, festival ini dihadiri lebih dari 50.000 pecinta film dari seluruh dunia. Tahun ini terdapat 12,146 film yang masuk selekai dan telah terpilih  113 film untuk mengikuti festival.

“Menjadi suatu kehormatan untuk bisa mewakili Indonesia menayangkan film ini di Sundance. Saya selalu bermimpi ingin kesitu” Kata Mouly yang berkuliah dari sarjana hingga pascasarjana di bidang film di Australia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id pekan ini.

Film ini bercerita tentang kompleksitas hubungan cinta yang muncul pada penyandang disabilitas. Fitri yang tuna netra bertemu dengan Edo yang tidak bisa bicara.

Seandainya Fitri dapat melihat dan Edo dapat bicara, mereka mungkin sudah saling jatuh cinta sejak lama.

Ada juga cerita tentang Diana yang hanya mampu melihat dalam jarak dua sentimenter. Momen yang didambakan oleh Diana hanyalah menstruasi yang tak kunjung datang. Ketika Diana bertemu Andhika, seorang murid baru Sekolah Luar Biasa tempat Diana dan Fitri belajar, hidup Diana pun mulai berubah.

“Ide film ini lahir ketika saya bertemu dengan saudara yang tidak bisa melihat tetapi terlihat asik sendiri meng-update status Facebook-nya lewat telepon genggam” Ujar Mouly yang lagi-lagi berduet dengan pasangan hidupnya, Rama Adhi, sebagai sutradara-produser.

Film ini dibintangi oleh Nicholas Saputra, Ayushita Nugroho, Karina Salim, Anggun Priambodo, dan artis senior Jajang C. Noer.

Selain itu, Mouly kembali menggandeng beberapa nama dari "Fiksi", seperti Zeke Khasali sebagai penata musik, yang mengantarkan Fiksi memenangkan kategori musik pengiring terbaik di Festival Film Indonesia 2008. Pengambilan gambar film ini dilakukan di Sekolah Khusus Tunanetra Dwituna Rawinala, dimana kita dapat mendengar musik di setiap sudut dan di setiap langkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement