REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – The Rolling Stones memberi kesempatan istimewa buat fans di perayaan setengah abadnya. Mick Jagger cs menandai perjalanan berkarier mereka dengan merilis film dokumenter Charlie Is My Darling-Ireland 1965 dalam versi lengkap.
"Kelebihannya karena dokumenter film yang sangat melegenda. Disini memperlihatkan early hits-nya (rekaman konser dan behind the scene karir awal mereka),"ujar pengamat musik dari Universal Music, Mudyo, Kamis (13/12).
Pemutaran film ini pun tergolong spesial, sebab sejak pembuatannya pada tahun 1965 silam, film dokumenter 'The Rolling Stones' belum pernah diputar ataupun dirilis secara lengkap dan full. Sekalipun, saat premiernya di Festival Film Mannheim pada Bulan Oktober 1966 lalu.
Hal ini dikarenakan adanya proses hukum antara The Rolling Stones dan Allen Klein pada waktu itu. Namun, di ulang tahunnya yang ke- 50, film dokumenter ini resmi dirilis oleh ABKCO Records Allen Klein.
Spesialnya lagi, screening film ini hanya ada dan diputar di tiga negara yaitu, Malaysia, Korea dan termasuk Indonesia. Dokumenter Charlie Is My Darling dibuat satu minggu setelah The Rolling Stones meluncurkan hits sepanjang generasi yang telah menjadi no#1 di tangga lagu AS dan UK yaitu, I can't Get No Satisfaction.
Film berdurasi 64 menit ini merekam perjalanan selama tur kedua band yang beranggotakan Brian Jones, Ian Stewart, Mick Jagger, Keith Richards, Bill Wyman dan Charlie Watts ke Irlandia pada 3 September 1965 hingga musim semi tahun 1966.
Tak hanya itu, film ini juga berisi behind the scenes perjalanan penampilan konser Rolling Stones muda, mendokumentasikan kegilaan fans-fans mereka saat itu serta kegaduhan dan kerusuhan konser mereka akibat kegilaan fans.
Film dimulai perjalanan mobil Rolling stones dari London menuju Bandara Heathrow, dan dari sana ke Dublin di mana mereka memiliki dua konser di Teater Adelphi pada tanggal 3 September. Dalam konser mereka di Dublin kegaduhan fans tak terelakkan hingga membuat konser mereka hancur dan selesai sebelum waktunya.
Bagaimana tidak, puluhan fans histeris dan langsung naik ke panggung untuk memegang dan mencium personil Rolling Stones. Sehingga, konser berakhir dengan kekacauan total.
Saat itu memang band beranggotakan lima personil ganteng ini sanat digilai fans dari berbagai usia mulai dari remaja hingga orang tua. Seperti yang terekam dari komentar penggemar di rekaman film. "Aku suka rambutnya, suka aja sama mereka," kata salah satu fans.
Kemudian, film merekam perjalanan tur mereka keesokan harinya yang dilanjutkan untuk dua konser lainnya di Teater ABC, Belfast. Dalam rekaman terlihat Rolling Stones memakai kereta untuk sampai ke Belfast, sebelum kembali ke London dengan pesawat pada hari berikutnya.
Dokumenter ini juga mendokumentasikan adegan-adegan personil saat tidak sedang manggung. Mulai dari obrolan dan kelakuan mereka di sebuah kamar hotel di Dublin. Seperti Keith dan Mick saat bersenang-senang dengan menyanyikan beberapa lagu dan lagu mereka. Kemudian adegan natural saat perjalanan kereta api ke Belfast penuh kekonyolan, kejahilan, dan tingkah lucu tiap personil.
Film ini juga menunjukkan sisi lain kehidupan mereka yang memang tak lepas dari musik. Seperti, penampilan Keith dan Andrew Oldham yang secara tiba-tiba memainkan piano. Sementara Mick berekpresi dengan menyanyikan lagu 'Blueberry hill'nya Elvis Presley dengan versi Fats Domino.
Dokumenter ini berakhir saat mereka melakukan penerbangan kembali ke London. dalam film ini, juga ada wawancara eksklusif masing-masing personil Rolling stones.Di mana mereka berbicara tentang ketenaran, penggemar, lagu dan masa depan.
"Inspirasi lagu yang kita buat datang dari mana saja, tidak hanya dari suasana romantis yan kita alami,"ungkap Mick.
Seperti sebelumnya, film dokumenter Rolling Stones berumur 47 tahun ini baru diputar secara resmi dan lengkap pada pemutaran perdananya di Teater Walter Reade, New York City pada tanggal 29 September 2012. Setelah sebelumnya, tanggal 25 November dirilis dalam bentuk DVD dan blue-ray.