Selasa 27 Nov 2012 07:47 WIB

Pria Ini Syok Ketahui Istrinya Ternyata Laki-laki

Rep: Friska Yolandha/ Red: Hazliansyah
Pasangarn suami istri (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Pasangarn suami istri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ANTWERP -- Seorang suami Belgia meninggalkan istri yang telah dinikahinya selama 19 tahun. Hal ini bukan karena istrinya berselingkuh, tapi karena sang istri dulunya terlahir sebagai laki-laki.

Sebut saja dia Jan (64) tidak pernah menyangka sang istri, Monica, pernah terlahir sebagai laki-laki. Pria ini tidak akan pernah tahu kenyataan yang sebenarnya kalau tidak diceritakan oleh sepupu sang istri yang berasal dari Indonesia.

Kepada sepupu, Jan bercerita bagaimana ia bertemu dengan 'Monica' pada 1993. Saat itu perempuan itu tiba di kota kelahiran Jan untuk bekerja sebagai au pair (sebutan untuk baby sitter di Eropa) di rumah saudara perempuan Jan.

Monica adalah perempuan yang sangat cantik dan feminin. Ketika menjalin hubungan, Jan tidak pernah melihat sedikitpun maskulinitas dalam diri Monica. Namun ia tidak pernah ahli dalam menyeterika.

"Kami jatuh cinta," kata Jan kepada harian Belgia Nieuwsblad, seperti dilansir laman Daily News, Selasa (27/11).

Namun Jan mengakui, selama pernikahannya ia merasa ada yang ganjil dengan istrinya itu, meskipun Jan tidak begitu memperdulikannya. Misalnya seperti Monica tidak pernah menginginkan seorang anak.

Ketika itu Jan beranggapan wajar karena ia sudah berusia 44 tahun dan memiliki dua orang anak dari pernikahan sebelumnya. Monica adalah ibu yang baik bagi kedua anak Jan dan koki yang sangat hebat di rumah.

Pun halnya ketika berhubungan suami-istri. Jan selalu menggunakan pelumas, seperti yang dilakukan oleh transeksual lain.

Suatu malam ketika sepupu Monica berkunjung ke rumah ia tidak sengaja kelepasan bicara tentang masa lalu Monica. Seketika dunia seolah runtuh di depan Jan.

Jan memberitahu ini kepada anaknya dan sang anak pun sudah lama mendengar rumor tentang itu. Pasangan ini masih tinggal di atap yang sama setelah hakim menolak permintaan Jan untuk berpisah.

"Kami masih tinggal serumah dan jarang bicara. Saya dan keluarga saya tidak bisa memaafkannya dan saya hanya ingin dia keluar dari hidup saya," kata Jan menyesal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement