REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN- Pagelaran musik tahunan "Ngayogjazz 2012" di Desa Wisata Brayut, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (18/11) siang hingga malam menunjukkan pentas musik jazz bukan hanya konsumsi masyarakat menengah ke atas saja namun semua kalangan.
"Penyelenggaraan 'Ngayogjazz' ini memang dimaksudkan untuk membuat musik jazz lebih merakyat. Jika selama ini orang banyak menilai bahwa jazz hanya dimainkan di tempat-tempat eklusif, maka 'Ngayogjazz' ini mementaskan jazz di tengah suasana desa wisata dan dapat dinikmati semua kalangan secara gratis," kata Ketua Pelaksana Ngayogjazz 2012 Djaduk Ferianto di sela pagelaran "Ngayogjazz 2012".
Menurut dia, selama ini pagelaran musik jazz lebih banyak dimanfaatkan pada bisnis dan indutri musik sehingga terkesan eklusif dan hanya kalangan elit yang bisa menikmatinya.
"Di 'Ngayogjazz' ini jazz benar-benar merakyat, seperti seni dan budaya masyarakat lainnya. Dalam 'Ngayogjazz' ya sama seperti pentas jatilan yang dapat dinikmati semua kalangan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, pegelaran "Ngayogjazz 2012" yang mengusung tema "Dengan Ngejazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz" ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan dan memunculkan kreativitas musisi-musisi jazz muda di seluruh Indonesia.
"Selama ini pentas jazz di kota-kota musisi yang tampil hanya itu-itu saja dan lebih mengarah ke bisnis atau mencari keuntungan."
Djaduk mengatakan, pagelaran 'Ngayogjazz 2012' ini merupakan yang ke enam, dan selama ini telah banyak musisi muda di daerah yang lahir dari ajang ini, seperti dari Yogya, Solo, Semarang, Pekalongan, Balikpapan, Pakanbaru, Padang dan sejumlah daerah lainnya.
"Banyak musisi jazz muda yang saat ini telah berani menciptakan lagu sendiri dan banyak memunculkan ide-ide kreatif dalam bermusik. Bahkan ada beberapa yang telah meluncurkan album," katanya.
Pagelaran "Ngayogjazz" yang dimainkan di enam panggung yang dibangun di tengah-tengah perkampungan ini menampilkan 30 kelompok musik, dua diantaranya dari luar negeri.
Musisi dari luar negeri tampil yakni Jen Shyu dari Amerika, dan Toninho Horta dari Brasil. Sementara musisi nasional antara lain Syaharani, Benny dan Barry Likumahua, Idang Rasjidi, Irianti Erning Praja, dan Eramono Sukaryo.