REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seni sering kali menghadapi pertanyaan-pertanyaan soal kehidupan, kematian dan eksistensi manusia. Seorang pelukis asal Amerika Serikat, Vincent Castiglia, coba menggali tema-tema hakekat kehidupan dalam karya-karya seni lukisnya.
Ekstrimnya lagi adalah Castiglia mengekspresikannya dengan melukis menggunakan darahnya sendiri. Seperti dikutip Dailymail, Castiglia beralasan darah manusia mengandung unsur oksida besi yang juga ditemukan pada banyak bahan cat lukis.
Sementara alasan spiritualnya, darah bisa merekatkan hubungan psikis antara pelukis dengan lukisan yang dibuat dengan menggunakan darahnya sendiri.
''Situs Castiglia menyebutkan cara melukisnya seperti praktek phlebotomy (membiarkan darah mengalir) pada zaman modern ini,'' tulis Dailymail. ''Praktek phlebotomy menyedot kekuatan hidup yang mengandung energi psikis sekaligus memberikan wadah dan bentuk yang melarutkan penghalang antara artis dan seni.''
Castiglia menegaskan tema-tema lukisan surealistiknya tentang tubuh manusia yang mengalami proses pembusukan. Lukisan-lukisannya dipajang dalam pameran bertajuk 'Resurrection' di kawasan Soho, Manhattan, New York.
Castiglia memamerkan hasil lukisannya selama 10 tahun terakhir. Lukisan yang dilukis dengan menggunakan darahnya sendiri.
Pria bertato berusia 30 tahun itu mengaku dia awalnya bereksperimen dengan darah karena ingin terkoneksi pada tingkat tertinggi dengan karyanya. Dia memulainya dengan membuat sketsa menggunakan pensil.
Ketika sudah tiba waktunya melukis, Castiglia akan melakukan praktek phlebotomy untuk mengeluarkan cukup darah sebagai bahan cat yang disebutnya sebagai 'daging cair'. Dia melakukannya secara tertutup di dalam studionya.
Setelah itu, Castiglia barulah menggoreskan kuasnya untuk menciptakan lukisan bergaya surealistik.