REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara kawakan, Hanung Bramantyo meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memaksimalkan fungsi gedung pertunjukan. Pasalnya gedung-gedung ini mampu jadi sarana pemutaran film selain bioskop dan televisi.
Pria kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 ini menyayangkan banyaknya gedung pertunjukkan yang kurang termanfaatkan untuk kemajuan film tanah air. Warung Apresiasi Bulungan, Jakarta Selatan misalnya.
"Letaknya strategis tapi jarang ada pemutaran film. Padahal itu bisa jadi kantong alternatif pemutaran film selain tv dan bioskop," ujarnya saat ditemui di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (19/10).
Untuk itu, kata Hanung, Pemprov harus memiliki strategi kebudayaan untuk membuat warga Jakarta memiliki alternatif tontonan selain di tv dan bioskop.
Menurut sutradara "Perahu Kertas" ini, Jakarta adalah barometer berbagai bidang yang dicontoh daerah lain. Untuk itu dirinya mengimbau Jokowi sebagai pucuk pimpinan dalam Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dapat mengembalikan kesenian dan budaya lokal.
Pasalnya, budaya bisa menjadi medium untuk menjembatani anak muda dan sejarah. Hanung menyebut, jangan sampai, apa yang terjadi pada barometer ini justru malah membuat contoh yang kurang baik pada daerah lainnya.
"Saya sedih ketika anak muda di daerah kini banyak yang menggunakan bahasa elo-gue," katanya. "Makanya Pemprov harus mengintervensi tontonan agar kembali ke kebudayaan, entah dengan cara bagaimana," tambahnya.