Senin 15 Oct 2012 07:40 WIB

3 Fakta tentang 'Gangnam Style'

Psy 'Gangnam Style'
Psy 'Gangnam Style'

REPUBLIKA.CO.ID, Gangnam Style adalah fenomena musik dunia. Munculnya Psy dengan gangnam style semakin mengkukuhkan dominasi K-Pop beberapa tahun belakangan ini di Indonesia.

Bahkan Gangnam style menjadi hits korea yang barhasil menembus pasar amerika dan eropa. Namun dibalik kesuksesan Psy dan gangnam style, ada beberapa fakta tersaji seperti dinukil dari uniknya.com.

1. Psy pernah dicekal

Psy bukanlah penyanyi baru. Karirnya sudah dimulai semenjak penyanyi kelahiran 1973 ini menelurkan album perdananya pada tahun 2001 silam. Karya pertama pria alumni Boston Univeristy ini tidak bernasib semujur album terbarunya yang sekarang.

Psy dijatuhi denda setelah album pertamanya, ‘PSY From The Psycho World!’, dinilai mengandung konten tak sesuai untuk anak di bawah umur. Begitu juga dengan nasib album kedua, dibanned, dengan alasan yang lucunya bertolak belakang dengan alasan yang sebelumnya.

Album yang dimaksud, ‘Ssa2′, dinilai mengandung lirik yang tak cocok untuk orang berusia diatas 18 tahun. Setelah berulang kali menelurkan album, barulah pada album yang terakhir ini, ‘PSY6′, nama Psy menjadi begitu terkenal di seluruh dunia. Ia telah menjadi penyanyi solo Korea Selatan tersukses dalam menembus pasar Amerika.

2. Gangnam adalah sebuah Daerah di Korea

Korea Selatan adalah negara Asia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tinggi. Peningkatan standar hidup ini tak ayal mempengaruhi gaya hidup sebagian penduduknya.

Sebagian dari mereka akan mulai menghabiskan uang yang mereka dapat untuk berburu kesenangan dan barang-barang mewah. Dan di Korea Selatan, tak ada tempat lain yang dinilai dapat menyamai kemewahan daerah Gangnam, daerah yang menjadi simbol kesejahteraan dan kemewahan di negara itu.

 3. Wanita kecap asin

Di Korea Selatan, ada sebuah lelucon mengenai ‘wanita kecap asin’ atau Doenjang nyeo. Istilah ini diperuntukan untuk wanita yang rela memakan mie murah seharga belasan ribu rupiah tapi selalu menikmati kopi mahal seperti Starbucks yang berharga berkali-kali lipat lebih mahal.

Artinya, wanita-wanita ini hanya mau mengeluarkan sedikit uang untuk kebutuhan pokok, namun berani membayar mahal untuk kebutuhan tambahan, contohnya meminum kopi. Karena banyaknya orang yang ‘terjangkit’ oleh fenomena ini, toko kopi menjadi menjamur dimana-mana, terutama di daerah elit seperti Gangnam.

Hubungannya dengan lagu Gangnam Style? Ya, lagu ini diciptakan sebagai satir untuk gaya kehidupan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement