REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Penyanyi asal Inggris Sarah Brightman, Rabu (11/10), menyatakan keinginannya menjadi penumpang selanjutnya untuk perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
"Saya berencana menjadi peserta penerbangan ruang angkasa," kata Brightman dalam jumpa pers, Rabu. Ia berambisi menjadi musisi pertama yang menyanyi dari luar angkasa saat mengorbit selama 16 kali sehari ketika di ISS nanti.
Brightman telah mendapatkan persetujuan dari komisi medis untuk latihan di Pusat Pelatihan Kosmonot Rusia Juli lalu. Ia mengatakan dirinya akan mendapatkan enam bulan pelatihan menjelang kepergiannya ke ISS.
Kepada wartawan, Brightman mengatakan dia sangat antusias terhadap rencana itu, melebihi apapun yang pernah dia lakukan sebelumnya. "Saya telah memiliki hasrat untuk pergi ke luar angkasa pada sebagian besar waktu dalam hidup saya dan kini hal itu semakin dekat," kata penyanyi berusia 52 tahun itu.
Sebagai 'Artis Perdamaian' UNESCO, Brightman juga berharap bahwa dirinya dapat menginspirasi orang banyak melalui perjalanannya itu, baik untuk mereka yang ingin mencapai mimpi maupun dalam rangka memenuhi mandat UNESCO untuk mempromosikan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di dunia dan dari luar angkasa.
Kepala Penerbangan Dinas Luar Angkasa Rusia Roscosmos, Alexey Krasnov, mengatakan Brightman berada dalam kondisi kesehatan yang layak untuk perjalanan ke luar angkasa. "Perjalanannya akan dilakukan pada Oktober atau November 2015 nanti," kata Krasnov.
Brightman yang lahir di Inggris pada 1960, merupakan seniman klasik multitalenta. Dia dianugerahi bakat sebagai penyanyi sopran, aktris, penulis lagu, dan penari. Albumnya terkenal khas dengan berbagai genre musik yaitu Timeless, Eden, La Luna, dan Harem.
Sejauh ini, tujuh orang turis luar angkasa telah berhasil melakukan perjalanan ke ISS, termasuk seorang turis wanita. Masing-masing dari mereka membayar sedikitnya 20 juta dolar untuk biaya perjalanan itu.
Turis luar angkasa yang terakhir adalah Guy Laliberte, yang kembali ke bumi pada Oktober 2009 setelah 11 hari perjalanan.
Setelah itu, Rusia berhenti 'menjual tiket' penerbangan kapsul luar angkasa Soyuz karena sempitnya kapsul berkapasitas tiga orang itu. Sedangkan NASA juga menutup layanan itu, sehingga kini Rusia merupakan satu-satunya negara yang masih mengirimkan awaknya ke orbit.