REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN - Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, menambah lima koleksi kain batik kuno milik Stephanie Belfrage, warga Australia.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Batik Pekalongan, Tanti Lusiana, di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa kain batik yang sudah berusia 30 tahun tersebut akan "didisplay" di Museum Batik setelah dilengkapi data historisnya.
"Tiga dari lima kain batik kuno itu masih dalam kondisi bagus, sedangkan dua lainnya sudah agak rusak," katanya. Menurut dia, saat ini, Museum Batik Pekalongan akan mengonservasikan seluruh koleksi batik kuno agar kondisinya baik.
"Setelah dikonservasi, kami akan mendisplay kain batik itu setelah diketahui data sejarahnya. Kami akan menelusuri datanya dulu, kemudian setelah lengkap baru akan 'didisplay'," katanya.
Ia menyampaikan apresiasinya terhadap antropolog keturunan Belanda-Kanada, Sandra Nieesen yang telah memediatori pengembalian batik kuno milik Stephanie Belfrage untuk disimpan di Museum Batik Pekalongan.
"Kami berharap kain batik kuno asli Pekalongan yang tersebar di negara lain dapat dikembalikan ke museum. Kami siap menampung semua batik kuno sebagai upaya menambah koleksi batik Museum Batik Pekalongan," katanya.
Antropolog, Sandra Nieesen menceritakan pemulangan batik kuno kepada Museum Batik Pekalongan tersebut atas inisiatif temannya di Australia, Stephanie Belfrage yang pernah tinggal di Kota Pekalongan itu.
"Saya hanya menjalankan tugas yang diberikan Stephanie untuk mengembalikan produk kain batik asli dari Kota Pekalongan itu," katanya. Ia mengatakan dirinya akan terus gencar menyosialisasikan pengembalian batik kuno asli Pekalongan yang kini diperkirakan masih tersebar di sejumlah negara.