REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demam Korean style atau Hallyu ternyata menjadi peluang bagi Indonesia dan Korea Selatan menjajaki kemungkinan bekerjasama di bidang perfilman. Kerjasama itu nantinya termasuk pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan dan film.
"Kami sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Korea Selatan terkait dengan pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan dan film," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (27/9).
Mari Elka melakukan kunjungan tiga hari ke Korsel, di antaranya mengunjungi KOCCA (lembaga pengembang industri kreatif di Korsel), KOFIC (lembaga yang bertugas untuk meningkatkan dana pengembangan film), dan CJ E&M (pelaku usaha dalam industri hiburan). Saat bertemu dengan KOCCA, Mari Pangestu menjajaki kemungkinan kerja sama dengan lembaga tersebut terkait dengan pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan dan film.
"Video Gangnam Style yang sukses dibawakan oleh Psy, merupakan salah satu contoh Korean Wave yang berhasil mendunia," katanya.
Video Gangnam Style selain mendapat lebih dari 260 juta hit di Youtube, juga menjadi iTunes Top Songs Chart di 19 negara termasuk di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Bahkan, lagu itu masuk dalam peringkat 11 American Billboard Singles Chart.
Pada kesempatan itu Direktur Utama dan CEO KOCCA Hong Sang-Pyo, menyatakan pihaknya memang memberikan perhatian yang lebih dari aspek penciptaan ide-ide. "Hal yang kami lakukan misalnya dengan mengadakan kompetisi membuat cerita dan memberikan tempat bagi penulis cerita berupa tempat untuk berdiskusi dan bekerja minimal selama setahun, sehingga mereka dapat membuat tulisan-tulisan yang baik, yang nantinya dapat diproduksi menjadi sebuah film TV, film layar lebar, games, atau buku," papar Sang-Pyo.
Jika terkait dengan produksi, pihak swasta sudah banyak yang tertarik untuk melakukan bisnis itu, sehingga KOCCA pun lebih memfokuskan pada dukungan terhadap aspek pra produksi, walaupun tetap memberikan bantuan dana bagi produksi, khususnya bagi perusahaan kelas kecil dan menengah.