REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Galeri Batik Kudus di Jalan Kudus-Jepara kilometer 3,5, Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membuka pelatihan membatik gratis bagi warga masyarakat setempat.
Menurut Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari, di Kudus, Senin (10/9), program pembinaan dan pelatihan tersebut, sebagai dukungan terhadap perkembangan batik tulis di Kabupaten Kudus yang jumlah pembatiknya mulai menurun.
Oleh karena itu, kata dia, perlu menyelenggarakan pelatihan membatik kepada warga di Kudus, sebagai bekal mereka untuk menekuni batik tulis maupun dukungan terhadap proses regenerasi pembatik. Jumlah warga yang mengikuti program pembinaan dan pelatihan membatik di Galeri Batik Kudus, katanya, sebanyak 100 warga dari berbagai profesi.
Sedangkan jumlah peserta pelatihan yang lolos seleksi dan dianggap memiliki keseriusan untuk mempelajari teknik membatik, katanya, hanya 50 orang. Program pelatihan, katanya, dijadwalkan tiga kali pertemuan dalam waktu sepekan yang dimulai dari pukul 12.00 WIB hingga 17.00 WIB. "Kegiatan ini, terbuka untuk masyarakat umum tanpa dipungut biaya pendataran maupun biaya bulanan," ujarnya.
Masing-masing peserta pelatihan akan mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk membatik. "Jika sudah mahir dan bisa mendesain sendiri, hasil membatiknya bisa dijual ke galeri untuk dipasarkan," ujarnya.
Keberadaan workshop Galeri Batik Kudus, diharapkan mampu mengangkat ketenaran batik tulis khas Kudus mengikuti perkembangan zaman tanpa menghilangkan ciri khasnya. Program pembinaan dan pelatihan membatik, katanya, berlangsung sejak Februari 2012 dan akan terus dikembangkan untuk membekali masyarakat di Kabupaten Kudus dengan keahlian membatik.
Salah seorang peserta pelatihan membatik, Sri Lestari warga Kaliwungu, mengaku bersyukur bisa mengikuti pelatihan membatik sejak sepekan ini, karena bisa dikembangkan pada waktu senggang setelah bekerja. Hingga kini, dia masih bekerja sebagai buruh rokok di PT Djarum Kudus.
"Jika tidak bekerja, tentunya bisa keahlian membatik tersebut bisa dipraktikkan di rumah untuk mendapatkan tambahan penghasilan, karena bekerja di pabrik hanya beberapa jam," ujarnya.
Selain itu, keahlian tersebut juga bisa dimanfaatkan ketika tidak bekerja di sektor rokok. Hal senada, juga diungkapkan peserta pelatihan membatik lainnya, Mulia (27) mengakui, keahlian membatiknya bisa dijadikan bekal untuk mendapatkan penghasilan.
Selama ini, ibu satu anak tersebut, hanya menjadi ibu rumah tangga tanpa memiliki kesibukan selain mengurus keluarga. "Mudah-mudahan, saya cepat menguasai teknik membatik, sehingga nantinya bisa membatik sendiri dan hasilnya bisa dijual lewat Galeri Batik Kudus," ujarnya.
Pengalaman menjual batik hasil karya sendiri juga dialami salah seorang pembatik yang bernama Mariati mengakui, selama 25 tahun menghidupi keluarganya dari membuat desain batik sendiri, kemudian ditawarkan ke sejumlah toko. "Saya juga melayani pesanan motif batik tertentu dengan harga yang cukup terjangkau hingga yang paling mahal sesuai dengan tingkat kesulitan," ujar ibu lima anak tersebut.