REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tari Saman dari Aceh yang dibawakan penari yang tergabung dalam Komunitas Tari FISIP (KTF) Universitas Indonesia, Radha Sarisha, memukau ratusan pengunjung "Festival de Folklore de Jambes" ke-53 di Namur, Belgia, beberapa waktu lalu.
Duta Besar RI, Arif Havas Oegroseno kepada ANTARA London, Sabtu, mengatakan pertunjukan tarian tradisional Indonesia dalam festival ini mendapat apresiasi positif dari Presiden Festival, Teresa Rodriguez Rocha.
"Partisipasi KTF UI Radha Sarisha dalam festival di Namur ini merupakan bagian dari lawatan misi kesenian Indonesia ke berbagai negara di Eropa. Selain di Belgia, mereka juga tampil di Spanyol dan Perancis," katanya.
Gerak dinamis penari pada pada pembukaan festival mendapatkan applaus meriah dari pada undangan dan pengunjung festival yang mungkin baru pertama kalinya melihat pertunjukan tari Saman dan Tari Kancet Gantar.
Festival de Folklore de Jambes adalah acara budaya yang diselenggarakan setiap musim panas di Namur dengan mengundang peserta dari berbagai belahan dunia. Pada penyelenggaraan tahun ini, para peserta festival diantaranya dari Armenia, Indonesia, Irlandia, Italia, Meksiko, Polandia dan Belgia.
KTF UI Radha Sarisha datang sebagai wakil dari Indonesia dan didukung oleh 33 orang penari dan pemusik serta Anissa Pramudita sebagai pemimpin rombongan dan Jamilah Siregar sebagai koreografer.
Selama penyelenggaraan festival, KTF UI Radha Sarisha menampilkan berbagai jenis tari dan musik dari berbagai daerah, di antaranya Tari Gaba-gaba dari Maluku, Kancet Gantar dari Kalimantan, Tari Saman dari Aceh dan Kembang Malate dari Jawa Timur.
Selain itu, juga menampilkan Tari Zapin Kasmaran dan Rondang Bulan dan Marsitami-tami dari Sumatra Utara, Mpok Ngigel, Lenggang Nyai dan Renggong Manis dari Betawi, serta Tari Tifa dari NTT dan Selayang Pandang. (ZG)