Senin 02 Jul 2012 15:34 WIB

Duh, Kuda Lumping Belum ada Catatan Sejarahnya

Kuda lumping
Foto: tahta aidila
Kuda lumping

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengakui, sejarah atau asal usul tarian Kuda Lumping yang juga disebut jaran kepang atau jathilan, belum tercatat secara baik sehingga falsafahnya beragam.

"Kita semua tahu kalau tarian Kuda Lumping biasa diperagakan pada berbagai pertunjukan, tetapi betapa naifnya karena kita belum tahu tahun berapa Kuda Lumping itu mulai diperagakan," kata Nuh pada pembukaan Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Nasional (Peksiminas) XI yang dipusatkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.

Perhelatan dua tahunan mahasiswa nasional yang digelar di Arena Budaya Universitas Mataram (Unram) itu, akan berlangsung hingga 6 Juli mendatang. Peksiminas XI itu merupakan puncak kegiatan kemahasiswaan di bidang pengembangan bakat dan minat mahasiswa dalam bidang seni itu, dihadiri perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

Pada perhelatan Peksiminas 2012 itu dilombakan 15 tangkai seni yaitu seni tari, vokal grup, lagu pop, keroncong, seriosa, dangdut, baca puisi, monolog, seni lukis, desain poster, fotografi, penulisan cerpen, penulisan lakon, penulisan puisi, dan komik strip.

Nuh mengungkapkan sejarah tarian Kuda Lumping yang belum tercatat secara detail itu, ketika menyontohkan pentingnya pelestarian budaya dan peradaban bangsa Indonesia, yang harus dilakukan semua pihak, termasuk kalangan mahasiswa, saat berpidato di hadapan ratusan mahasiswa peserta Peksiminas 2012.

Menurut dia, hingga kini belum diketahui siapa pencetus tarian Kuda Lumping itu, apa makna falsafah yang terkandung di dalamnya, dan bagaimana cara mempertahankan dan mempromosikan tarian tersebut. "Kalau itu semua bisa kita catat, kita register, lalu kembangkan dan promosikan, maka hal itu akan sangat baik," ujarnya.

Versi yang diketahui sebagian masyarakat Indonesia, Kuda Lumping merupakan tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda.

Tarian tersebut menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna.

Tarian Kuda Lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.

Versi lainnya, tari kuda lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda.

Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda.

Versi lain menyebutkan bahwa tarian itu mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.

Kendati demikian, hingga kini tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, sehingga hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement